JAKARTA, KOMPAS.com — Program penataan Tanah Abang masih menjadi perhatian publik. Beberapa hari ini, sopir angkot Tanah Abang menyuarakan tuntutan mereka kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Mereka menuntut Jalan Jatibaru Raya yang ditutup untuk angkot, kembali dibuka.
Aksi mereka dimulai pada Senin (22/1/2018) di depan Balai Kota DKI Jakarta. Mereka mengaku penutupan Jalan Jatibaru Raya membuat omzet mereka menurun hingga 50 persen.
Saat itu, baik Anies maupun Sandiaga tak menemui massa. Perwakilan sopir angkot Tanah Abang ditemui Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah.
Baca juga: Demo di Balai Kota, Sopir Angkot Tanah Abang Menjerit Omzet Berkurang 50 Persen
Berbagai solusi ditawarkan Andri, mulai dari bergabung program OK Otrip hingga penerapan ganjil-genap. Namun, sopir angkot Tanah Abang tetap meminta Jalan Jatibaru Raya dibuka.
Adapun Jalan Jatibaru Raya dibuka untuk mengakomodasi pedagang kaki lima (PKL). Di sisi lain, hanya transjakarta Tanah Abang Explorer yang diizinkan melintas.
Transjakarta explorer berhenti beroperasi
Sopir angkot Tanah Abang kembali mogok massal pada Senin (29/1/2018). Lagi-lagi, mereka meminta Jalan Jatibaru Raya dibuka. Aksi mereka membuat Wagub Sandiaga mengundang "ngopi" bersama di Balai Kota, Rabu (31/1/2018).
Namun, para sopir menolak undangan itu dan meminta Gubernur Anies menemui mereka di Tanah Abang.
Baca juga: Transjakarta Hentikan Operasional Tanah Abang Explorer
Selain itu, mereka juga meminta Kadishub memberhentikan operasional Tanah Abang Explorer. Selain penutupan jalan, mereka menganggap bus gratis ini membuat pendapatan mereka menurun.