VATICAN CITY, KOMPAS.com - Pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus, menyerukan adanya perdamaian di Yerusalem di antara Israel dan Palestina.
Seruan itu disampaikan dalam pesan Natal "Urbi et Orbi" (Untuk Kota dan Dunia) di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Senin (25/12/2017).
Fransiskus berkata, dia melihat adanya kehadiran Yesus Kristus dalam diri anak-anak di Tepi Barat, Yerusalem, maupun Jalur Gaza yang terus menderita akibat tensi yang meninggi antara Israel dan Palestina.
Tensi terjadi pasca-Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel 6 Desember.
Kepada puluhan ribu umat Katolik yang memadati basilika, Fransiskus mengajak mereka untuk mendoakan proses negosiasi perdamaian yang masih berlangsung.
Baca juga : Pizza Panjang Jadi Kue Ulang Tahun Paus Fransiskus
"Semoga tercipta solusi final bagi kedua negara yang berujung kepada perdamaian, dan pengakuan batas kedaulatan masing-masing," ujar Fransiskus dilansir dari kantor berita AFP.
Selain Yerusalem, paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik itu juga mengharapkan Semenanjung Korea tetap kondusif.
Akibat aksi Korea Utara (Korut) yang terus mengembangkan senjata nuklir, negara tetangga seperti Jepang dan Korea Selatan (Korsel) mulai meningkatkan kewaspadaan.
Masing-masing negara mulai meningkatkan anggaran pertahanan untuk membeli serangkaian persenjataan yang mampu melindungi mereka.
Jepang, misalnya. Mereka meningkatkan bujet pertahanan hingga 46 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 623,6 triliun.