JAKARTA, KOMPAS.com - Keuskupan Agung Jakarta mencoba mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan persatuan melalui aktivitas mereka. Rosario yang merupakan alat berdoa umat katolik ini pun mereka kreasikan dengan warna bendera Indonesia, yaitu merah dan putih.
"Untuk menandai gerakan seperti itu misalnya Keuskupan Agung Jakarta meluncurkan rosario merah putih. Ini adalah sarana doa untuk kami umat katolik. Hampir semua katolik mempunyai rosario, tetapi warnanya tidak merah putih," ujar Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo di Gereja Katedral Jakarta, Senin (25/12/2017).
Tujuan dibuatnya rosario merah putih ini agar umat katolik tidak berdoa untuk diri mereka sendiri setiap kali menggunakan rosario. Mereka sekaligus berdoa demi kebaikan bangsa Indonesia.
Baca juga : Uskup Agung: Jadi Plesetan yang Tak Karuan, Pancasila Mulai Tak Dihargai
Ignatius menunjukkan rosario merah putih yang dia maksud. Batu-batu berwarna merah dan putih saling menyambung hingga menyerupai kalung.
Selain itu, Keuskupan Agung Jakarta juga memiliki versi gambar lain sosok Bunda Maria. Ignatius menggambarkan di dada Bunda Maria terdapat lambang garuda Pancasila dan mengenakan selubung merah putih. Tema Pancasila dan kebhinekaan memang menjadi pesan natal Keuskupan Agung Jakarta tahun ini.
Baca juga : Pesan Natal dari Presiden Jokowi, Keragaman adalah Rahmat
Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menilai ada ancaman-ancaman persatuan di Indonesia. Umat katolik diingatkan untuk menjaga persatuan di tengah-tengah mereka. Menggunakan rosario merah putih hanyalah salah satu gerakan Keuskupan Agung Jakarta untuk menjaga persatuan itu.
"Hasil (gerakannya) seperti apa untuk sementara kami tidak merasa itu penting," kata Ignatius.
"Tapi bahwa ada usaha untuk sungguh sungguh menerjemahkan pesan natal untuk konteks yang dirumuskan persekutuan gereja-gereja Indonesia ini menurut keyakinan Keuskupan Agung Jakarta sudah lumayan memadai," tambah dia.