Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Mark Zuckerberg Diberi Penghargaan "Pemberi Informasi Palsu"

Diperbarui: 22 Desember 2017   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mark Zuckerberg memberikan sambutan dalam upacara wisuda ke-366 Universitas Harvard pada Kamis (25/5/2017).

KOMPAS.com - Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg dinobatkan sebagai “Misinformer of the Year” atau jika diterjemahkan kurang lebih "pemberi informasi salah sepanjang tahun". Penghargaan itu diberikan oleh Media Matters for America (MMFA), kelompok progresif yang dibentuk untuk megawasi pergerakan media-media dan konten di dalamnya.

Setelah Pemilu AS 2016, MMFA semakin fokus memperhatikan platform media sosial semacam Facebook, Twitter, Snapchat, hingga YouTube. Hasil analisa MMFA kemudian meruncing ke Facebook, utamanya Mark Zuckerberg.

Facebook pertama kali disoroti pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Pasalnya, ada sebuah artikel hoax yang viral di Facebook dan berpotensi memprovokasi masyarakat untuk memilih Donald Trump. 

Awalnya Facebook tak terima disalahkan, namun belakangan mulai melunak dan mengakui kelalaiannya. Sejak itu, Facebook pun berkali-kali melontarkan janji untuk memberantas hoax dari jejaring sosialnya.

Baca juga: Modus Baru Facebook, Sebut Media Sosial Malah Bikin Orang Kesepian

Ada beberapa upaya yang dilakukan Facebook, mulai dari mempermudah proses pelaporan berita hoax oleh pengguna, memperingatkan pengguna ketika hendak membagi berita-berita yang diperdebatkan, hingga memutuskan insentif bagi penyebar berita palsu. 

Kendati begitu, MMFA melihat upaya-upaya Facebook sifatnya masih di permukaan, belum menyentuh akar sistem. Facebook belum benar-benar tulus ingin memberantas hoax, setidaknya begitu menurut Presiden MMFA, Angelo Carusone. 

“Apa yang Facebook lakukan pada 2017 lebih kepada upaya public relation (hubungan masyarakat), daripada pendekatan sistemik yang dalam dan substantif,” kata dia, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Jumat (22/12/2017), dari Mashable.

“Peran Facebook dalam Pemilu AS sangat jelas menggambarkan masalah mendasar, yakni memungkinkan informasi-informasi salah tersebar luas,” ia menambahkan. 

Angelo Carusone mencontohkan implementasi ikon “trust indicator” di Facebook yang melibatkan pengguna dalam mengukur kredibilitas artikel. Upaya itu diibaratkan seperti sendok kecil yang mencoba mengangkut semen berton-ton.

Program pengecekan fakta pada Facebook juga diyakini tak efektif. Hal yang sama disepakati mitra organisasi media yang digandeng Facebook, seperti Associated Press dan FactCheck.org.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline