Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Ibu Penderita HIV: Kesetiaan Itu Terbayar dengan Kenyataan yang Pahit

Diperbarui: 3 Desember 2017   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi bagi-bagi balon serta selebaran untuk mengkampanyekan peduli HIV/AIDS di acara Car Free Day di jalan R Suprapto Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (3/12/2017) pagi.

GROBOGAN, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) setempat mengampanyekan aksi peduli HIV/AIDS di jalan R Suprapto? Purwodadi, Grobogan, Minggu (3/12/2017) pagi. 

Puluhan mahasiswa-mahasiswi STIKES An Nur turut serta dilibatkan dalam kegiatan yang digagas untuk memperingati hari AIDS sedunia ini.

Aksi orasi serta bagi-bagi balon dan selebaran yang berisikan dukungan terhadap penderita HIV/AIDS ini menyita perhatian warga karena bertepatan dengan kegiatan Car Free Day. Kegiatan positif ini diawali dengan senam sehat.

"Jangan kucilkan penderita HIV/AIDS. Budayakan sehat," ujar seorang mahasiswi STIKES An Nur Purwodadi.

Dalam kesempatan itu, seorang penderita HIV yang ikut menggelar aksi, SM (45), berkenan untuk sedikit bercerita tentang sekelumit pengalaman hidupnya.

Sepuluh tahun silam, usai divonis oleh tim medis bahwa ia positif mengidap HIV. Saat itu SM merasakan seolah-olah masa depannya telah pupus. Gairah hidupnya sudah mati.

Baca juga : Saya Anggap HIV di Tubuh Saya adalah Anugerah

Berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, ia mencoba bangkit dari masa kelamnya itu. Melalui dukungan keluarga serta teman-temannya, semangatnya untuk menjalani hidup perlahan kian terarah.

"Saya shock ketika dinyatakan positif HIV. Segalanya terasa hancur. Hidup segan, mati tak mau. Support dari semualah yang membuat saya bisa bertahan hingga saat ini. Apalagi saya punya dua anak yang butuh perhatian," tutur warga Kabupaten Grobogan ini.

Menurut SM, sebelumnya ia adalah ibu rumah tangga yang jauh dari aktivitas pergaulan negatif. Sehari-hari rutinitas SM hanya bergulat pada keperluan rumah tangga. Sepenuh hati menjadi istri yang setia terhadap suami, serta ibu yang patut menjadi contoh bagi anak-anaknya. Tak lebih dari itu.

"Tapi kesetiaan itu terbayar dengan kenyataan yang pahit. Sepuluh tahun lalu, suami saya meninggal dunia. Kata dokter almarhum yang pekerjaannya merantau itu terinveksi HIV. Hingga akhirnya saya pun divonis tertular, tapi tidak dengan anak-anak saya," kata SM.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline