SEOUL, KOMPAS.com - Media resmi pemerintah Korea Utara (Korut) menyebut Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sebagai seorang "psikopat", seiring meningkatnya ketegangan menyusul kematian mahasiswa AS bernama Otto Warmbier.
Mahasiswa berusia 22 tahun itu yang dibebaskan dalam keadaan koma dari penjara Korut dua pekan silam dan meninggal dunia di kota asalnya, Cincinnati, Ohio, AS pada Senin (19/6/2017).
Surat kabar pemerintah Korut, Rodong Sinmun, pada Kamis (22/6/2017), mengatakan, Trump berada dalam "situasi sulit" di AS, seperti dilaporkan kantor berita Perancis, AFP.
Baca: Mahasiswa AS Meninggal Setelah 6 Hari Dievakuasi Darurat dari Korut
Harian resmi Korut tersebut mengatakan, Presiden AS telah mencetuskan ide untuk melakukan serangan pendahuluan di Korut demi mengalihkan perhatian dari krisis politik domestiknya.
"Korea Selatan (Korsel) harus menyadari bahwa mengikuti Trump si psikopat, hanya akan menimbulkan bencana," demikian editorial surat kabar Korut itu.
Korut di bawah pemimpin muda ambisius, Kim Jong Un, telah melakukan serangkaian uji coba nuklir dan peluncuran rudal sejak tahun lalu.
Akibat pengujian senjata tersebut, yang sebenarnya telah berkali-kali melanggara resolusi DK PBB, meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
Kematian Warmbier telah menambah ketegangan antara Pyongyang dan Washington.
Baca: Presiden Korsel Tuding Korut di Balik Kematian Otto Warmbier
Trump menyebut Pyongyang dengan Kim Jong Un sebagai pemimpinnya adalah sebuah "rezim brutal".