Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Pendiri Microsoft Bikin Pesawat Terbesar di Dunia

Diperbarui: 3 Juni 2017   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesawat Stratolaunch di luar hangarnya di Gurun Mojave, Amerika Serikat.

KOMPAS.com - Perusahaan aeronautika Vulcan Aerospace pekan ini memamerkan sebuah pesawat yang diklaim terbesar di dunia dari segi bentang sayap.

Sang pesawat bernama Stratolaunch tersebut memiliki bagian tubuh (fuselage) ganda dengan dua cockpit dan enam mesin yang dicomot dari jumbo-jet Boeing 747.

Rentang sayapnya dari ujung ke ujung mencapai 117 meter. Diukur dari hidung ke ekor panjangnya 72 meter, sementara tingginya 15 meter. Tapi Stratolaunch belum siap mengudara, untuk sekarang ia masih terus diuji coba.

"Ini adalah pesawat pertama dari jenisnya, jadi kami akan rutin menguji serta memprioritaskan keselamatan pilot, kru, dan staf kami. Stratolaunch dijadwalkan akan melakukan demonstrasi pertama secepat-cepatnya pada 2019," ujar CEO Stratolaunch, Jean Floyd.

Vulcan Aerospace merupakan perusahaan yang didirikan oleh pendiri Microsoft Paul Allen pada 2011 sebagai bagian dari rencana membuat orbit bumi rendah (low earth orbit) yang lebih mudah dijangkau oleh berbagai wahana antariksa seperti satelit.

Pengantar roket

Itu pula yang bakal menjadi peranan Stratolaunch kala sudah siap beroperasi nanti. Pesawat ini rencananya akan dipakai sebagai wahana ulang-alik untuk mengantar roket dan satelit ke ketinggian sekitar 9.000 meter.

Dari sana, roket kemudian akan diluncurkan dan mengantar satelit ke low earth orbit, sementara Stratolaunch kembali ke pangkalan dan mendarat. Karena sifatnya yang ulang-alik alias bisa dipakai kembali ini, Stratolaunch bisa menghemat biaya peluncuran satelit ke low earth orbit.

Stratolaunch mampu menerbangkan muatan hingga 249 ton dengan bobot take-off sebesar 1.300.000 pound atau 589 ton. Jangkauannya 2.000 nautical mile, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari USA Today, Jumat (2/6/2017).

"Membuka akses (low earth orbit) mampu mendatangkan banyak keuntungan," tulis Allen di LinkedIn setahun lalu. "Contohnya, kita bisa mengirimkan lebih banyak satelit untuk mengerti perubahan pola cuaca dan meningkatkan produktivitas agrikultur."

Stratolaunch bukan satu-satunya pesawat yang dikembangkan untuk keperluan mengantar satelit ke orbit. Virgin Orbit dari Virgin Galactic juga membikin pesawat berbasis Boeing 747-400 berikut roket LauncherOne untuk tujuan serupa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline