Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Menteri Susi: Orang Indonesia Itu Ramah, Termasuk sama Pencuri

Diperbarui: 22 Mei 2017   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Susi Pudjiastuti di Pantai Depok, Bantul

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa perang pemerintah Indonesia terhadap illegal fishing berdampak pada segala bidang, mulai tingkat konsumsi ikan hingga penghematan bahan bakar.

"Mengembalikan kejayaan Indonesia ini memang tidak mudah. Pencurian ikan di laut kita sudah berlangsung dalam beberapa dekade," kata Susi di Pantai Depok, Bantul, Minggu (21/5/2017).

Susi mengungkapkan, kebijakan memerangi illegal fishing berdampak pada penghematan bahan bakar minyak karena ternyata banyak kapal asing yang menggunakan bahan bakar berasal dari Indonesia.

"Di tengah laut ada pom bensin, di sana (BBM) dijual ke maling ikan," ujarnya.

"Baik sekali orang kita ini, (orang) Indonesia, orangnya ramah, termasuk sama pencuri yang menjarah rumahnya," tuturnya kemudian.

(Baca juga: Asisten Pribadi Menteri Susi yang Jadi Buah Bibir...)

Oleh karena itu, menurut Susi, jika makin sering kapal asing ilegal ditangkap, maka Pertamina bakal mendapat banyak surplus.

Selain itu, lanjut Susi, illegal fishing membuat menurunnya jumlah populasi ikan hingga berdampak pada menurunnya jumlah nelayan. Dari sensus 2003-2013, jumlah keluarga nelayan di Indonesia menurun dari 1,6 juta menjadi 800.000 kepala keluarga.

Untuk itu, pihaknya terus memerangi illegal, unreported, and unregulated fishing dan hasilnya sudah mulai berdampak baik kepada nelayan maupun masyarakat yang mengonsumsi ikan.

Pada akhir tahun 2014 dan awal tahun 2015, konsumsi ikan di Indonesia hanya 36 kg per kapita per tahun. Setelah kebijakan pemberantasan illegal fishing, pada akhir tahun 2016, konsumsi ikan naik jadi 41 per kapita per tahun.

"Target kami tahun kemarin, konsumsi ikan 43 kg lebih," ulasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline