Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Akbar Tanjung: Baru Pertama Kali Saya Dengar Pak Jokowi Bilang Gebuk

Diperbarui: 22 Mei 2017   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan kepada 1.500 prajurit TNI di Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (19/5/2017).

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung agak terkejut ketika Presiden Joko Widodo mengatakan, akan 'menggebuk' ormas anti-Pancasila dan gerakan anti-komunis di Indonesia.

Akbar menilai, pernyataan Presiden Jokowi tersebut memiliki arti bahwa pemerintah akan benar-benar menegakkan Pancasila di Indonesia.

"Baru pertama kali saya mendengar Pak Jokowi bilang gebuk ya. Itu artinya beliau menganggap serius," ujar Akbar kepada wartawan usai menghadiri diskusi di bilangan Kuningan, Jakarta, Minggu (21/5/2017).

Karena keseriusan Presiden tersebut, lanjut Akbar, publik seharusnya memberikan apresiasi tinggi kepada pemerintah. Akbar yakin pemerintah tidak salah sasaran dalam hal 'menggebuk' ormas anti-Pancasila dan gerakan yang dinilai berhaluan komunis.

Baca juga: Jokowi: Kalau PKI Nongol, Gebuk Saja

Politisi Senior Partai Golkar, Akbar Tanjung

"Kalau istilah beliau gebuk, itu artinya tindakan tidak ragu dan tegas terhadap mereka yang membawa pikiran tidak sejalan dengan konstitusi dan Pancasila. Saya pikir beralasan sikap tegas beliau tersebut," ujar Akbar.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Pancasila merupakan satu-satunya ideologi di Indonesia.

Penegasan itu diungkapkan Presiden di depan 1.500 prajurit TNI usai menunaikan salat Jumat dan santap siang di Aula Kartika, Tanjung Datuk, Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (19/5/2017).

"Sekali lagi, negara Pancasila itu sudah final. Tidak boleh dibicarakan lagi," ujar Jokowi sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Istana.

Oleh sebab itu, jika ada organisasi masyarakat yang ingin keluar atau mengganggu ideologi Pancasila serta pilar negara yang lain, yakni UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, maka itu dianggap bertentangan dengan hal yang sangat fundamental bagi bangsa Indonesia.

Baca juga: Jokowi: Ormas Anti-Pancasila dan Komunis, Kita Gebuk, Kita Tendang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline