Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Rusia Ingin Barter Sukhoi dengan Karet asal Indonesia

Diperbarui: 16 Mei 2017   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesawat Sukhoi TNI AU yang dipamerkan saat Dirgantara Expo 2017 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (20/4/2017).

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia tertarik dengan produk karet asal Indonesia. Minat tersebut diutarakan Rusia menanggapi kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan imbal beli dengan negara produsen senjata.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) Oke Nurwan bilang, produk karet yang diminati itu adalah crumb rubber alias karet remah. "Mereka tertarik di crumb rubber. Tapi belum kami putuskan," kata Oke, akhir pekan lalu.

Komoditas karet menjadi salah satu yang tengah dikaji oleh pemerintah untuk imbal dagang dengan produk senjata Rusia. Menurut Oke, payung hukum dari jenis produk yang disepakati dengan mekanisme imbal dagang akan dibuat dalam bentuk Peraturan Menteri (Permen).

Dengan Rusia, produk yang diinginkan oleh Pemerintah Indonesia adalah pesawat tempur Sukhoi. Adapun nilai imbal dagang yang akan dilakukan dengan Rusia sekitar 600 juta dollar AS.

Atas kebijakan imbal dagang ini, Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) merespon positif. Mereka berharap dengan skema imbal datang ini, maka akan terjadi perluasan pasar sehingga harga karet akan kembali melar setidaknya mencapai 6 dollar AS per kilogram (kg).

Sebab dalam tiga tahun terakhir harga karet dunia terus anjlok. "Bila harga karet naik, maka petani karet kecil juga akan untung lantaran harganya terangkat," kata Dewan Penasehat GAPKINDO Asril Sutan Amir.

Seperti diketahui, sejak akhir kuartal I lalu, petani karet gigit jari lantaran harganya anjlok. Harga karet ditingkat petani dihargai Rp 6.000 per kg atau turun 40 persen dibandingkan awal tahun yang berada di kisaran Rp 10.000 per kg.

Ketua Umum Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo) Lukman Zakaria bilang, penurunan harga karet tersebut terjadi sejak bulan Maret lalu. "Sudah turun banyak (harga), tinggal Rp 6.000 per kg di tingkat petani," kata Lukman.

Menurunnya harga jual karet petani ini, menurut Lukman, disebabkan karena permintaan dunia yang menurun. Biasanya kontrak baru pembelian karet dilakukan setiap awal tahun. Hal ini yang cukup mempengaruhi harga beli karet ditingkat petani.

Meski tidak merinci, Lukman bilang, dengan banyaknya kontrak baru di awal tahun, maka saat ini stok karet di gudang-gudang konsumen karet dan eksportir masih penuh.

"Awal tahun kemarin banyak kontrak baru pemesanan. Jadinya gudang mereka penuh, sehingga harga karet turun," katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline