Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Ransomware WannaCry Serang Windows, Apa Kata Microsoft?

Diperbarui: 15 Mei 2017   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Microsoft

KOMPAS.com - Kasus ransomware WannaCry telah menyita perhatian penggiat teknologi di seluruh dunia. Banyak pihak yang melontarkan pendapatnya. Bagaimana dengan pendapat Microsoft, si empunya sistem operasi?

Dikutip KompasTekno dari LA Times, Senin (15/5/2017), eksekutif di Microsoft mengkritisi secara tajam intelijen Amerika Serikat (AS) yang dianggap berperan dalam penyebaran ransomware.

"Serangan ini menjadi contoh bahwa menyimpan kelemahan dalam sistem operasi (vulnerability) oleh pemerintah bisa menjadi masalah," ujar Brad Smith, President and Chief Legal Officer Microsoft.

Bahkan, Smith mengibaratkan kasus ransomware WannaCry ini mirip dengan kasus misil Tomahawk yang dicuri dari militer AS.

"Serangan baru-baru ini juga menggambarkan hubungan yang mengkhawatirkan antara dua bentuk ancaman cyber paling serius, yakni aksi negara dan organisasi kriminal," imbuh Smith.

Ransomware WannaCry dikabarkan dibuat menggunakan tool yang dimiliki oleh badan intelijen AS, NSA.

Tool tersebut dicuri dan dibocorkan oleh kelompok hacker bernama Shadow Broker pada April lalu. Celah keamanan yang dieksploitasi oleh WannaCry dikenal dengan istilah EternalBlue.

Eksploitasi NSA inilah yang dibocorkan oleh kelompok hacker Shadow Broker, lalu kemudian dikembangkan menjadi ransomware.

Microsoft sendiri sebenarnya telah merilis patch (tambalan) untuk lubang keamanan ini di sistem operasinya, sejak Maret lalu. Meski demikian, NSA tetap mengeksploitasi kelemahan itu dan menjadikannya sebagai senjata mata-mata.

Baca: Kronologi Serangan Ransomware WannaCry yang Bikin Heboh Internet

Sudah update keamanan Windows

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline