Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Adu Argumen Ahok dan Anies soal Masalah Anak Putus Sekolah

Diperbarui: 12 April 2017   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat serta pasangan kandidat nomor urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Debat Publik Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4/2017). Pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan dilaksanakan 19 April 2017 mendatang.

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam debat pemilihan gubernur DKI Jakarta, Rabu (12/4/2017), calon gubernur, Anies Baswedan, mengkritik solusi yang diberikan calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, terkait anak tidak sekolah.

Ahok awalnya memaparkan rencananya ingin menampung anak usia 16-18 tahun yang tidak bersekolah dalam instansi pemerintah sebagai pekerja harian lepas (PHL).

Ahok menyebut mereka akan mendapat sertifikat agar bisa diterima kerja di sektor swasta.

(Baca juga: Solusi Ahok, Rekrut Anak Putus Sekolah Jadi PHL)

Sementara itu, menurut Anies, dengan cara demikian, Ahok hanya memandang peran pemerintah.

Anies pun mengatakan bahwa menurut dia, diperlukan pula peran masyarakat dan perusahaan dalam menyelesaikan masalah ini.

"Jadi Pak Basuki, kita sama, ingin ada solusi untuk mereka, tetapi bedanya Pak Basuki melihat alatnya hanya pemerintah, kalau saya lihatnya pemerintah dan civil society dan perusahaan," kata Anies.

Ia yakin sektor swasta bisa berperan lebih besar dari pemerintahan. Anies mengatakan, jika swasta dan masyarakat digandeng, disertai dengan pelatihan dan Kartu Jakata Pintar (KJP) Plus, masalah anak putus sekolah bisa terselesaikan.

Atas pendapat Anies ini, Ahok menepisnya dengan mengatakan bahwa sebagai gubernur, ia harus menyediakan pelatihan lantaran perusahaan swasta jarang mau menerima tenaga kerja tanpa pendidikan dan sertifikasi pelatihan.

Perusahaan juga dianggap sulit mengadakan pelatihan karena berat di anggaran. Ahok juga menyampaikan, ia tetap menggandeng swasta, melalui universitas swasta untuk menjamin pendidikan tinggi bagi anak-anak pemegang KJP.

(Baca juga: Adu Argumen Ahok dan Anies soal Rute Transjakarta)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline