Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Merasa Dibohongi Saat Berkunjung, Mentan Minta Pegawai Gudang Bulog Diberhentikan

Diperbarui: 30 Maret 2017   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menghadiri akselerasi serap gabah petani di Jakarta, Minggu (26/3/2017).

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku kecewa saat meninjau Kompleks Gudang Triyagan milik Perum Bulog karena salah satu mesin penggilingan dan pemanas padinya tidak beroperasi.

Padahal, lanjut dia, saat ini pemerintah sedang gencar melakukan penyerapan atau pembelian gabah.

"Hal seperti ini tidak boleh dibiarkan karena bisa menggangu penyerapan gabah yang pada akhirnya mengganggu ketahanan pangan nasional," kata Amran di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (30/3/2017).

Hal tersebut disampaikannya saat melakulan sidak ke sejumlah gudang Divre Bulog untuk mengetahui serapan gabah milik petani.

Dalam kunjungan Mentan, kepala dan staf gudang mengatakan bahwa mesin pengering gabah tidak beroperasi satu minggu. Tapi Amran tidak mempercayai begitu saja dan langsung melihat lokasi mesin.

Di situ, dia menemukan bangunan mesin pengering dengan banyak sarang laba-laba sehingga disimpulkan mesin itu sudah lama tak beroperasi.

"Saya memastikan bahwa mesin ini sudah lebih dari sebulan tidak beroperasi sehingga menyebabkan penggilingan gabah menjadi beras tak optimal," katanya.

Merasa dibohongi oleh pengurus gudang, Mentan tak bisa menahan kecewa dan minta mereka dipindahtugaskan atau diberhentikan.

"Saya minta kepada direktur SDM Perum Bulog untuk menindak petugas gudang yang tidak bekerja optimal dam sudah saya telepon," kata Amran.

Jika dioptimalkan, lanjut dia, mesin pengering bisa dioperasikan selama dua shift apalagi saat ini panen sedang berlangsung.

Dalam sidak tersebut, Amran juga masih menemukan adanya truk pengangkut beras yang antre terlalu lama hingga dua hari sehingga distribusi ke pasar atau konsumen menjadi terlambat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline