Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Cara Pandang Anies-Sandi dan Djarot soal Menang Mutlak di Ratusan TPS

Diperbarui: 27 Maret 2017   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desain surat suara yang akan digunakan pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Ada perubahan pada foto calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua Djarot Saiful Hidayat yang kini mengenakan peci.

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan tempat pemungutan suara (TPS) menarik perhatian pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Soalnya pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, saingan Anis-Sandi, mampu memperoleh suara hingga lebih dari 90 persen pada putaran pertama di TPS-TPS itu.

Sandiaga Uno awalnya mengatakan, ada 489 TPS yang menunjukan kondisi itu. Namun, kini jumlahnya bertambah menjadi 542 TPS. Sandiaga menyebut kondisi itu sebagai sebuah anomali.

"Ada 542 TPS yang anomali di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Ini yang kami mintakan di masyarakat. TPS itu sudah teridentifikasi hanya di beberapa kecamatan, Jakarta Barat dan Jakarta Utara terutama," kata Sandi usai diskusi bersama PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) di gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Jumat (24/3/2017).

Sandi dan timnya sudah memegang data lokasi TPS tersebut. Sandi mengatakan mereka akan memberikan perhatian khusus ke TPS tersebut saat pencoblosan putaran kedua nanti.

Baca: Sandiaga: Ada 542 TPS Anomali di Jakut dan Jakbar

"Kecamatannya nanti Mas Anies bisa sampaikan. Pada Pilkada 19 April nanti, kami ingin memberi perhatian khusus terhadap TPS itu," ujar Sandi.

Anies juga menilai jumlah perolahan suara Ahok-Djarot yang mencapai di atas 90 persen sebagai hal yang tak biasa.

"Ini yang kemarin saya bilang ada yang lucu-lucu. Paling tidak hari ini saya belum mengatakan apa-apa, kecuali lucu saja. Ini tidak biasa," ujar Anies.

Anies mengatakan biasanya perolehan suara yang diperoleh seorang calon cenderung membentuk kurva, dalam artian tidak mungkin sama banyak antara TPS yang satu dengan yang lain. Ini yang membuat dia berpendapat perolehan suara Ahok-Djarot di ratusan TPS itu tidak biasa.

"Kami tahu kalau pemilihan umum dimana-mana distribusinya pasti mencerminkan kurva. Ya ada 1-2 (yang hampir sama). Tapi kalau masif di lokasi-lokasi tertentu kan ada keunikan," ujar Anies.

Djarot yakin ada 2.000

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline