Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Monumen Dibangun di Sebelah Rumah Patmi Petani Kendeng

Diperbarui: 26 Maret 2017   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patmi berkerudung biru (48 tahun) salah seorang petani perempuan asal kawasan Pegunungan Kendeng yang melakukan aksi mengecor kaki di depan Istana Negara, Jakarta, meninggal dunia pada Selasa (21/3/2017) dini hari. Patmi mengalami serangan jantung dan meninggal dalam perjalanan dari kantor LBH Jakarta menuju Rumah Sakit St. Carolus, Salemba, Jakarta Pusat.

PATI, KOMPAS.com - Sosok mendiang Patmi (48), petani perempuan yang tinggal di Desa Larangan Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati memang telah tiada.

Namun, sosoknya dianggap tepat mewakili spirit perjuangan petani, yang mempertahankan tanahnya.

Pada Minggu (26/3/2017) sore, tepat diadakan peringatan tujuh hari kepergiannya. Di acara itu digelar bermacam doa, hingga dibuat monumen terhadap sosok Patmi.

Monumen diletakkan di lahan di sebelah rumahnya seluas kurang lebih 10 meter persegi. Di bawah pohon jati, monumen dibangun ditengahi lingkaran berdiameter sekitar 3 meter.

Tanah yang dijadikan monumen milik almarhum. Rencananya, di sebelah lahan monumen, akan didirikan tempat ibadah atau mushola.

"Tempat ini berstatus hak milik atas nama almarhum. Tanah ini sudah diwakafkan untuk kemaslahan publik," ujar Harno, koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Pati, Minggu sore.

Peletakan monumen dihadiri sejumlah kalangan, terutama warga Desa Larangan, serta warga yang menolak pabrik semen.

Di sekeliling kediaman mendiang Patmi, ucapan bela sungkawa datang dari para tokoh, terutama dari kalangan aktivis, anggota DPR.

Mereka mengirim karangan bunga yang diletakkan di depan rumah mendiang.

Pihak keluarga Patmi juga menggelar peletakan batu pertama pembangunan monumen. Peletakan batu pertama dilakukan suaminya Rosyad dan anak-anaknya.

"Perjuangan ini meneguhkan semangat kami bahwa kami harus terus berjuang. Saya ikhlas," ujar Rosyad.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline