KOMPAS.com - Genus katak baru ditemukan di lereng Gunung Sokmarapi di Sumatera Utara dan Gunung Kunyit di Jambi.
Genus itu dinamai Sigaledalephyrnus. Sigale Gale diambil dari nama wayang kayu yang dipakai papurpur sepata, upacara kematian bagi seseorang yang meninggal tanpa anak. Phyrnus sendiri berarti katak.
Katak Sigale Gale berbeda dengan katak genus lain karena ukurannya tergolong besar bagi jenis Bufonidae dan punya kaki yang ramping. Meski dikatakan besar, ukuran katak ini sebenarnya mini, berukuran kurang dari 10 cm.
Tim peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Brawijaya, Universitas Texas di Arlington dan Museum Zoologi Hamburg juga menunjukkan perbedaan lewat analisis genetika.
Genus katak Sigale Gale terdiri dari dua spesies, Katak Mandailing atau Sigaledalephyrnus mandailinguensis dan Katak Minangkabau atau Sigaledalephyrnus minangkabauensis.
Dalam publikasinya di jurnal Herpetologica bulan Maret 2017, para peneliti menguraikan, salah satu perbedaan antara dua spesies itu adalah corak warna punggungnya.
S mandailinguensis punya punggung berwarna coklat gelap dengan bintik putih sementara jenis S minangkabauensis punya warna coklat hijau.
Kedua jenis katak itu ditemukan dalam ekspedisi penelitian reptilia di dataran tinggi Sumatera pada 2013 - 2014.
Selain dua jenis katak ini, ekspedisi penelitian lain berhasil menemukan tokek dengan jari bengkok di Gunung Tambora.
Temuan ini menunjukkan kekayaan jenis amfibi dan reptil di Indonesia dan masih banyak yang belum terungkap. Jenis katak lain yang juga mengagumkan adalah katak yang melahirkan kecebong, satu-satunya di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H