Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Aher: Perlu Negosiasi "Tingkat Dewa" untuk Atasi Banjir Rancaekek

Diperbarui: 16 Maret 2017   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan| Kompas.com

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan angkat bicara tentang banjir yang terus berulang melanda jalur Bandung-Garut di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Pria yang kerap disapa Aher itu mengatakan bahwa ada dua faktor penyebab sehingga daerah itu kerap dilanda banjir.

Faktor pertama adalah faktor alam, yakni hujan dengan intensitas tinggi sehingga Sungai Cikijing tidak mampu menampung air dan meluap ke jalan dan perkampungan.

Penyebab kedua adalah faktor manusia. Aher menuturkan, Sungai Cikijing di lokasi banjir mengalami penyempitan sempadan akibat perluasan pabrik PT Kahatex. Akibatnya, ketika hujan lebat, air meluap ke jalan.

"Sungai Cikijing yang melewati pabrik PT Kahatex ditutup dan hanya dibikinkan gorong-gorong untuk perluasan pabrik. Jadi ketika hujan lebat, air pasti meluap," kata Aher kepada Kompas.commelalui sambungan telepon, Senin (13/3/2017).

Menurut Aher, masalah sungai Cikijing sebenarnya masuk wilayah pusat, yakni DAS Citarum, dan jalan yang terkena banjir pun adalah jalan nasional sehingga tanggung jawab pemerintah pusat.

Namun demikian, lanjut dia, pihaknya juga sudah dan sedang melakukan upaya untuk mencari solusi agar banjir di daerah itu tidak terulang.

Aher mengatakan, pihaknya sudah meminta PT Kahatex untuk membongkar bangunan di atas Sungai Cikijing karena melanggar aturan. Namun upaya itu gagal. Kasus itu berlanjut hingga berakhir ke ranah hukum, yakni pengadilan.

"Dan kami pun kalah," kata Aher.

(Baca juga: Banjir Terus di Rancaekek, Semua Orang Rugi...)

Upaya lain pun terus dilakukan. Aher mengaku pihaknya meminta bantuan pusat untuk bersama-sama mengatasi masalah banjir di kawasan itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline