Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Mengenal Hyperloop, Bagaimana Bisa Bergerak Setara Kecepatan Suara?

Diperbarui: 16 Maret 2017   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem transportasi Hyperloop yang dirancang oleh penemu dan miliarder Elon Musk.

KOMPAS.com - Bepergian tanpa macet dengan kecepatan tinggi sehingga bisa sampai tujuan dengan cepat menjadi impian banyak orang. Salah satu gagasan untuk mewujudkan impian itu adalah hyperloop, alat transportasi yang akan bergerak nyaris setara dengan kecepatan suara, menghubungkan Jakarta - Yogyakarta hanya dalam 25 menit.

Bagaimana sebenarnya konsep hypeloop yang diperkenalkan ke Indonesia oleh Bibop G Gresta, co-founder Hyperloop Transportation Technologies, dua hari lalu itu? Bagaimana bisa menghubungkan Jakarta - Yogyakarta dalam waktu lebih singkat dari pesawat?

Konsep transportasi semacam hyperloop sebenarnya sudah digagas beberapa dekade lalu. Namun, gambaran gamblang hyperloop baru ada pada tahun 2012, diuraikan oleh Elon Musk, seorang visioner yang juga pendiri perusahaan teknologi antariksa SpaceX.

Musk menggagas hyperloop sebagai alat transportasi yang bergerak dalam sebuah tabung panjang. Penumpang diangkup dengan kapsul-kapsul yang masing-masing bermuatan 28 orang. Jalur hyperloop sendiri merupakan jalur layang, dibangun di atas pilar beton.

4 Rahasia

Hyperloop tidak hanya menggunakan prinsip elektromagnet seperti kereta peluru maglev tetapi juga mengadopsi prinsip termodinamika dan dinamika fluida. Secara umum, ada 4 hal penting yang membuat hyperloop mampu bergerak cepat.

Pertama, hyperloop digerakkan oleh dua motor elektromagnetik. Dengan ini, hyperloop diharapkan bisa mencapai kecepatan hingga 1.200 km/jam. Sebagai gambaran, kecepatan pesawat kini sekitar 900 km/jam dan kecepatan kereta maglev 600 km/jam.

Kehebatan utama hyperloop terletak pada hal penting kedua, kipas angin raksasa dan kompresor. Dalam dokumen setebal 57 halaman yang dirilis tahun 2012, Musk mengungkapkan, dua alat itu berguna untuk melampaui Kantrowitz Limit, hukum gerak dalam tabung yang diungkapkan Arthur Kantrowitz, fisikawan Amerika Serikat.

Kantrowitz Limit menyatakan, saat sebuah benda bergerak dalam tabung semi vakum, udara di bagian benda itu akan termampatkan. Pada akhirnya, udara itu yang justru menghambat kecepatan gerak benda. Ini persis seperti jarum suntik. Kipas angin raksasa dan kompresor membantu mengalirkan udara ke dalam kapsul dan sekitarnya.

Komponen penting ketiga adalah air bearing. Pada dasarnya, air bearing adalah bantalan sepanjang 1,5 meter yang digunakan untuk menciptakan udara bertekanan rendah. Air bearing akan membantu kapsul bergerak melayang, persis seperti interaksi magnet dengan kutub yang sama pada kereta cepat Shinkansen.

Bagaimana caranya? Kipas angin raksasa dan kompresor akan mengantarkan udara ke air bearing ini. Udara lantas diubah tekanannya menjadi lebih rendah. Dengan ini, udara membantu melayang sekaligus meminimalkan gesekan dengan tabung, memaksimalkan kecepatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline