Lihat ke Halaman Asli

Umroh 2 Hari ala Jokowi

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepergian Jokowi untuk beribadah umroh selama dua hari masa tenang kampanye pilpres rupanya menarik perhatian fesbooker. Masuk akalkah? Untuk menjawab pertanyaan itu, saya akan berbagi pengalaman. Mudah-mudahan mencerahkan.

Pelaksanaan ibadah umroh sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang lama. Dalam kondisi normal, tawaf dan sa’i bisa diselesaikan dalam waktu sekitar empat jam saja. Bila niat dilakukan dari miqat terdekat seperti di Ji’ronah, butuh waktu tambahan sekitar dua jam dengan berbagai pilihan moda transportasi. Jadi total butuh waktu sekitar enam jam, seluruh rangkaian ibadah umroh sudah bisa diselesaikan.

Karena dua hari sama dengan 48 jam maka masih tersisa waktu 42 jam. Inilah waktu yang diperlukan untuk perjalanan dari Bandara Internasional Soekarno – Hatta sampai ke Bandara Internasional Jeddah ditambah perjalanan darat dari Jeddah ke Makkah.

Perkiraan saya, perjalanan pergi – pulang membutuhkan waktu paling lama 24 jam. Jadi masih ada sisa waktu 18 jam. Siswa waktu ini bisa digunakan untuk bermacam-macam kegiatan seperti menunggu jadwal pesawat, proses imigrasi dan lain-lainnya. Kesimpulan saya, dengan persiapan yang baik, umroh dua hari ala Jokowi itu bisa dilakukan siapa pun.

Dalam konteks yang berbeda, paket umroh khusus seperti yang dilakukan Jokowi sebenarnya merupakan peluang bisnis baru yang berprospek cerah. Paket ini berbeda dengan paket umroh regular yang sudah dikenal masyarakat selama ini, yang umumnya membutuhkan waktu antara lima hingga 12 hari dan berangkat dalam rombongan besar.

Pada tahun 2012 lalu, saya membuat sebuah paket umroh spesial untuk melayani pasar khusus yang tidak ingin umroh dengan rombongan besar seperti sekeluarga, suami-istri atau malah hanya berangkat sendirian.

Perjalanan perdana hanya memberangkatkan empat orang: ibu saya, ibu mertua, adik saya dan adik ipar. Dua wanita dan dua pria sebagai muhrimnya.

Untuk memberangkatkan keempat jamaah tersebut, saya menggunakan jasa Lily Tours yang di Indonesia dikenal sebagai penyelenggara jasa travel khusus F1 dan MotoGP. Saya pilih Lily Tours, karena suami-istri pemilik perusahaan jasa travel ini adalah sahabat baik saya. Selain itu, keduanya juga partner bisnis saya di Wira Mice, perusahaan jasa meeting, incentive, conference dan exhibition.

Saya sengaja tidak menggunakan jasa travel khusus umroh untuk mengelola perjalanan. Jasa travel umroh digunakan hanya untuk mengurus proses administrasi perjalanan seperti pengurusan visa.

Dalam urusan administrasi, Lily Tours menggandeng perusahaan jasa perjalanan haji dan umroh milik KH Ma’soem (Al-Ma’soem Group). Selebihnya, urusan perjalanan ditangani Lily Tours.

Ada target yang ingin saya dapatkan dengan model pengelolaan perjalanan umroh ini. Saya ingin membuat model pengelolaan perjalanan umroh dengan standar pelayanan profesional pada sisi perjalanannya, bukan pada sisi ibadahnya.
Kebetulan ibu saya dan ibu mertua sudah pernah menunaikan ibadah haji. Jadi sudah mengerti rukun dan syarat Ibadan umroh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline