Lihat ke Halaman Asli

Abdul Salam Atjo

Penyuluh Perikanan

BI Intensifkan Budidaya Bandeng di Pinrang

Diperbarui: 19 Februari 2017   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Dalam  rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia (BI) antara lain bertugas mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang stabil. Sumber tekanan inflasi dari sisi permintaan dapat dipengaruhi Bank Indonesia melalui kebijakan moneter. Sedangkan dari sisi penawaran yang berada diluar pengendalian Bank Indonesia, dilakukan program pemberdayaan sektor riil dan UMKM melalui pola klaster. Hal tersebut diungkapkan oleh asisten direktur BI perwakilan Sulawesi selatan, pada pertemuan koordinasi dalam rangka pengembangan klaster UMKM unggulan ikan bandeng di Dinas Perikanan kabupaten Pinrang, Jumat,(17/2).

Dipilihnya komoditi unggulan UMKM ikan bandeng didasarkan pada kriteria komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi. Menurut Syamsul Bahri, selama ini komoditi ikan bandeng mampu menurunkan nilai inflasi di Sulsel sekitar 0,8 persen.  Dengan demikian melalui kegiatan pengembangan UMKM untuk dapat membantu meningkatkan produksi melalui intensifikasi budidaya bandeng, memperbaiki jalur distribusi serta mendukung penciptaan iklim usaha yang kondusif.

Selain penyuluh dan pelaku utama perikanan, peserta pertemuan yang hadir antara lain asisten II Pemkab Pinrang, Kadis Lingkungan Hidup, kepala Dinas Perikanan Pinrang, Kepala Bappeda, Kepala BBAP Takalar, Pimcab Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BPD Sulsel, kepala Dinas Koperasi dan UKM serta kepala dinas Perindustrian kabupaten Pinrang.

Asisten II Pinrang, Chandra Yasin mengatakan, ikan bandeng merupakan salah satu komoditas unggulan sektor perikanan kabupaten Pinrang. Jenis ikan ini dibudidayakan dalam lahan tambak air payau. Dikatakan Chandra, panjang garis pantai kabupaten Pinrang kurang lebih 100 kilometer dengan potensi tambak air payau mencapai 14.000 hektare yang tersebar di enam wilayah kecamatan pesisir. Ikan bandeng memiliki kandungan protein hewani yang digemari masyarakat Pinrang.

Hal senada diungkapkan oleh kepala Dinas Perikanan Pinrang, Andi Budaya Hamid, produksi bandeng dalam dua tahun terakhir ini baru mencapai 1 ton/ha/tahun. Belum maksimalnya produktifitas  ikan bandeng tersebut disebabkan terbatasnya akses modal pembudidaya ke sumber pembiayaan. “Selama ini kami hanya melakukan budidaya bandeng secara tradisional dengan padat tebar 1.000-1.500 ekor/ha mengandalkan makanan alami,” ungkap Hasbullah, pembudidaya bandeng dari kecamatan Suppa. 

Demikian halnya dengan Syarifuddin mengaku belum bisa melakukan budidaya secara intensif karena mahalnya pakan buatan (pellet) di pasaran. Agar pembudidaya dapat mengintensifkan budidaya bandeng maka Syarifuddin mengharapkan adanya kucuran kredit untuk modal pakan dan bimbingan teknis dari penyuluh perikanan. “Selama ini kami sudah pengalaman budidaya bandeng tradisional dengan produksi 300-500 kg/ha/siklus, setiap siklus perlu waktu 3-5 bulan untuk mendapatkan bandeng size 2,5 ekor/kg,” tambah Syarifuddin.    

Kehadiran BI perwakilan Sulsel untuk mengembangkan klaster UMKM unggulan bandeng sebagai langkah awal pengembangan budidaya bandeng intensif di Pinrang. Lokasi klaster budidaya ikan bandeng berada di kelurahan Lanrisang kecamatan Lanrisang yang berjarak sekitar 16 kilometer arah barat dari kota Pinrang. Daerah tersebut merupakan salah satu sentra budidaya air payau yang telah tersedia usaha penggolondongan nener bandeng sehingga pembudidaya tidak kesulitan mendapatkan benih bandeng. Produksi bandeng kabupaten Pinrang selain dipasarkan dalam daerah juga dikirim ke kabupaten tetangga seperti Parepare, Sidrap  dan kabupaten Enrekang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline