Lihat ke Halaman Asli

Abdul Salam Atjo

Penyuluh Perikanan

Tangkal Penyakit Udang Balai Riset Uji Lapangan Probiotik RICA

Diperbarui: 4 April 2017   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13936380811889456037

Penyakit vibriosis yang disebabkan oleh Vibrio harveyi dan penyakit bintik putih oleh ”White Spot Syndrome Virus” (WSSV) masih merupakan penyebab utama kegagalan panen dalam budidaya udang windu (Penaeus monodon) di tambak. Aplikasi bakteri probiotik RICA (”Research Institute for Coastal Aquaculture”) terbukti mampu mencegah serangan kedua jenis penyakit tersebut melalui perbaikan kualitas air tambak. Kemampuan bakteri probiotik dalam mengurangi kandungan total ammonium nitrogen (TAN), nitrit-nitrogen, dan H2S, serta menekan jumlah bakteri Vibrio spp dalam air tambak dapat meningkatkan sintasan dan produksi udang windu di tambak tradisional, semi-intensif, maupun intensif.

Peneliti di Balai Riset dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BRPBAP), Badan Litbang KP melakukan uji lapangan di hamparan tambak udang vannamei pola tradisional plus di kelompok pembudidaya ikan Samaturue desa Wiringtasi kecamatan Suppa Pinrang.

Setelah sukses melakukan kajian aplikasi probiotik Rica 1, 2 dan 3 pada komoditi udang windu di desa Wiringtasi kecamatan Suppa tahun 2012 silam kini BRPBAP kembali melakukan hal serupa pada komoditi udang vannamei di kelompok pembudidaya ikan Samaturue desa Wiringtasi, kecamatan Suppa kabupaten Pinrang. Dalam uji lapangan tersebut selain mengaplikasikan probiotik Rica 1,2 dan 3 juga akan dicoba probiotik Rica 4 dan 5.

Probiotik RICA 1,2 dan 3 merupakan hasil isolat bakteri asal tambak kelompok Bacilllus (Brevibacillus laterosporus), Serratia marcescens dari daun mangrove dan isolatPseudoalteromonas sp. Edeep-1 yang berasal dari laut. Sedangkan probiotik RICA 4 dan 5 diisolasi dari bakteri bacillus mikro algae dan makro algae rumput laut.

Peneliti BPPBAP Maros, Ir. Muharjadi Atmomarsono, M.Sc mengatakan bakteri probiotik merupakan salah satu cara untuk menanggulangi penyakit pada usaha budidaya udang. Kegagalan panen di pertambakan udang windu di Indonesia sejak dua dekade terakhir terutama disebabkan oleh dua jenis patogen, yaitu Vibrio harveyi (bakteri kunang-kunang) dan WSSV (White Spot Syndrome Virus). Sudah banyak cara yang dilakukan oleh BPPBAP untuk mencegah gagal panen udang tersebut antara lain dengan metode tandon air dan biofilter penanaman mangrove kembali di sepanjang saluran dalam rangka menghasilkan bakterisida alami yang dapat mematikan bakteri V. harveyi ,pemakaian tokolan udang windu dan aplikasi bakteri probiotik di tambak.

Penebaran benur vannamei dilakuan di 14 petak lokasi ujicoba atau seluas 6,9 ha di kelompok samaturue dilakukan hari Kamis, 27 Pebruari 2014 dihadiri oleh Kepala Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (B2KIPMKHP) Makassar, Drs. Widodo.

Dalam ujicoba tersebut ada tiga kelompok petakan tambak pengujian yaitu kelompok I mengaplikasikan secara bergantian probiotik Rica 1,2 dan 3 sampai panen. Kelompok II mengaplikasi probiotik Rica 3,4 dan 5 sampai panen dan kelompok III aplikasikan probiotik Rica 1 secara terus menerus sampai panen. Diakhir kajian akan disimpulkan dari ketiga kelompok tersebut mana yang paling menguntungkan bagi pembudidaya udang. Selanjutnya tugas penyuluh untuk menyebarluaskan hasil kajian teknologi tersebut kepada pembudidaya yang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline