Lihat ke Halaman Asli

Abdul Salam Atjo

Penyuluh Perikanan

Perusahaan Herbisida India UPL Launching Eros Gold di Pinrang

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1401178430151642093

Petani padi di kabupaten Pinrang, Sidrap, Palopo, Bone, Maros dan Polewali Mandar Sulawesi barat mulai diperkenalkan herbisida Eros Gold. Racun rumput (gulma) yang diproduksi oleh perusahaan India UPL (United Phosporus Limited) mengandung bahan aktif yang tidak dimiliki oleh racun rumput yang lain yaitu Pirazosulfuron etil 0,75 % dan Pretilaklor 30 %. Bahan aktif tersebut telah diteliti oleh Riceco Internnational USA.

Para petani padi di sentra produksi padi di kawasan Ajatappareng dan Sulawesi barat menginginkan racun gulma yang sekali aplikasi dapat melindungi tanaman padi hingga panen. Karena menurut petani jika tanaman padi terserang gulma akan mengakibatkan hasil panen merosot tajam hingga 50 persen. Gejala tanaman padi yang terserang gulma antara lain tanaman padi yang mulai menguning dan makin kerdil. Bahkan, beberapa tak bisa berbuah dengan normal.

Sebagai solusi agar petani terbebas dari seraangan gulma maka UPL perkenalkan teknologi bertanam padi tanpa gulma dengan menggunakan herbisida Eros Gold. “Eros Gold dapat melindungi padi dari gulma hingga petani panen emas,” ungkap Manish Choudhory, National marketing manager UPL Indonesia pada acara Megalaunch mitra UPL di gedung PKK kabupaten Pinrang, Selasa, (27/5) kemarin. Acara Lauch yang pertama di Indoneesia tersebut dihadiri oleh Ganesh Rao, Global Head Herbicide UPL India, Jagdissh Nainusal, Global head Insecticide UPL India, Natan Alexander, Commercial Head UPL Indonesia, Manish Choudhory, National marketing manager UPLIndonesia. Selain itu juga hadir Tim UPL Sulawesi seperti Vivin Verma, Regional manager Sulawesi, M.Yusuf ,TSS Sulsel I, Abdul Salam, TSS Sulsel II dan Ibrahim TSS Sulawesi tengah serta hadir sekitar 300 orang petani dan penyuluh pertanian Pinrang.

Dalam kesempatan itu Manish Choudhory menjelaskan, perusahaan UPL berkantor pusat di India dengan kantor perwakilan di 82 negara dan masuk posisi ketiga perusahaan besar di dunia. UPL yang lahir 40 tahun silam di India masuk ke Indonesia sekitar 11 tahun silam. Namun baru tahun 2007 produk herbisida baru masuk ke petani. M.Yusuf, TSS Sulsel I menjelaskan selama satu tahun produk Eros Gold diujicoba di lapangan namun baru tahun ini dilounching secara resmi ke petani.

Dijelaskan oleh M.Yusuf, kelebihan Eros Gold dibandingkan dengan produk lain adalah formlasinya yang berbentuk butiran yang mudah larut dalam air, cara kerjanya berspektrum luas untuk kendalikan gulma berdaun lebar, teki dan rumput. Selain itu juga aman terhadap tanaman padi dan binatang serta tidak menimbulkan dampak negatif terhadap mikroba dan sifat fisik dan kimia tanah sawah.

Cara penggunaan herbisida Eros Gold cukup mudah yaitu campurkan dengan air kemudian disemprotkan ke seluruh permukaan tanah dan areal tanaman padi secara merata. Untuk 1 hektare tanaman padi cukup digunakan 1,75 kg Eros Golddengan volume semprot 150-300 liter/ha atau 10-18 tangki/ha. Sedangkan waktu penggunaan untuk tanam padi sistem tabela yaitu 8-10 hari sesudah tebar benih dengan kondisi tanah sawah macak-macak. Kemuadian sawah diairi kembali setelah 2 sesudah penyemprotan. Untuk padi sistim pindah tanam aplikasi herbisida Eros Gold dilakukan 7-14 hari sesudah tanam dan tanah macak-macak.

Salah seorang petani dari kecamatan Mattiro Bulu, Abdul Salam mengaku cukup bagus penggunaan herbisida Eros Cold di petakan sawahnya karena dapat meningkatkan produksi padi. Namun ia mengharapkan agar harganya di pasaran tidak terlalu mahal sehingga petani dapat menjangkaunya. Lain halnya dengan Said petani dari kecamatan Patampanua mengharapkan agar pihak perusahaan terus melakukan sosialaisasi di tingkat petani tentang cara penggunaan. Sebab jika salah penggunaan maka hasilnya tidak epektif. “ Penggunaan Eros Gold bisa menghemat biaya dan tenaga bila dibanding menggunakan racun rumput yang lain,” kata Yusuf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline