Lihat ke Halaman Asli

Tetangga, Teman Sekaligus Musuh Berbahaya

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hidup di desa, identik dengan gotong royong dan saling membantu antar tetangga. Istilahnya adalah paguyuban. Berbeda dengan masyarakat urban yang semuanya serba individual. Di desa merupakan tempat yang cocok untuk belajar bersosialisasi. Saling sapa dan perhatian memang lumrah terjadi di desa. Jika ada tetangga terkan musibah, tanpa disuruh pun para tetangga yang lain datang untuk berbela sungkawa, begitupun sebaliknya.

tetapi ada satu fenomena yang patut untuk dicermati. Tidak hanya menjadi teman yang baik, tetangga juga sekaligus menjadi musuh yang siap menyerang lawannya. Bagaimana tidak, sedikit saja ada pemasalahan dari tetangga kiri kanan yang menyangkut aib seseorang, sudah barang tentu hal tersebut akan menjadi gunjingan, menyebar dengan cepat ke tetangga-tetangga yang lain dan dengan cepat pula menjadi gosip liar yang belum tentu kebenarannya. Akhirnya banyak spekulasi macam-macam dan menyudutkan.

Mereka bertindak seperti hakim, mengadili yang dianggapnya bersalah dan merasa paling benar dan paling suci. Tetangga yang digunjing seakan adalah orang yang paling bersalah di mata mereka dan masyarakat setempat. Ya, mereka adalah teman sekaligus musuh yang berbahaya. Jika sadar, diatara kita tidak ada yang sempurna, semua pernah melakukan salah dan pasti ada kurang dan lebihnya. Tetangga oh tetangga...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline