Pada tanggal 12 Nopember 2021 yang lalu, Kemenristek dikti melalui secara resmi meluncurkan program Merdeka Belajar Episode Keempat Belas, yakni Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual.
Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual merupakan tindaklajut dari Permendikbud Ristek No.30/2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Lingkungan Perguruan Tinggi.
Sebagaimana dipahami bersama, bahwa penegakan hukum kekerasan seksual di Indonesia masih menjadi persoalan besar negeri ini, karena pembuktian kasus kekerasan seksual dalam sistem peradilan pidana di Indonesia masih sangat sulit. Bahkan consensus mengenai kekarasan seksual pun masih debatable. Hal ini dapat dilihat pada data, bahwa 77% dosen di Indonesia merasa bahwa pengalaman menyakitkan ini muncul di lingkungan kampus mereka (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi-Kemendikbud, 2021), meskipun hanya 27% korban yang dapat melaporkan kejadian ini (Komisi Perempuan Nasional, 2021) karena masyarakat yang sangat patriarki dan budaya pemerkosaan. Padahal kekerasan seksual memberikan trauma psikis yang besar berkepanjangan yang bukan hanya membebani korbannya, tetapi juga keluarga dan masyarakat. Karena itulah, Permen PPKS ini hadir untuk mencapai 4 tujuan besar, yakni :
- Memenuhi hak Pendidikan setiap WNI atas Pendidikan tinggi yang aman
- Memberi kepastian hukum bagi perguruan tinggi untuk mengambil Langkah tegas dalam menanggulangi kekerasan seksual dengan pendekatan institusional dan berkelanjutan.
- Memberi pemahaman yang komprehensif kepada sivitas akademika mengenai isu dan hak korban kekerasan seksual.
- Menguatkan kolaborasi antara kementrian dan kampus-kampus dalam menciptakan budaya akademik yang sehat dan aman semakin kuat, termasuk dalam pencegahan kekerasan seksual.
Berangkat dari keprihatinan ini sekaligus menyambut hari Kartini, Career Universitas IBA berkolaborasi dengan masyarakat, salah satunya dengan South Sumatra - American Alumni Community (SSAAC) didukung oleh Biro Psikologi Lentera Jiwa, Women Crisis Center Palembang dan Kompasianer Palembang mengadakan webinar "Halosister Webinar".
Halo sister webinar adalah seminar interaktif yang dilaksanakan secara daring bersama Sivitas akademik dan masyarakat umum yang ingin belajar dan membahas isi kekerasan dan pelecehan seksual di lingkungan Kampus.
Dalam kegiatan ini, mengundang narasumber dari berbagai latar belakang, yakni:
Narasumber
- Nindy Voristya Wanda (Aktivis dan Founder Sister Circle Indonesia, Advokat Co Founder KLiK Lawfirm) mengangkat tema "Kebijakan Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual" yang akan membahas Pengertian Kekerasan seksual dan isu concern dan Aturan hukum dan kebijakan perlindungan kekerasan seksual di Pendidikan Tinggi
- Diana Putri Arini, S.Psi., M.A., M.Psi (Dosen Psikologi & Psikolog Klinis di Lentera Jiwa) dengan tema "Menciptakan Ruang Aman Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Kampus" membahas ondisi dan situasi serta relasi kuasa sivitas akademika berisiko menjadi korban dan pelaku Kekerasan Seksual, Dampak psikologis korban KS dan advokasi KS pro korban dan,Upaya pencegahan KS dengan penciptaan ruang aman bersama
- Yesi Ariyani (Direktur Eksternal Women's Crisis Center) yang akan mengangkat tema "Cerdas Cegah Kekerasan Seksual ", membahas tentang Pengertian Kekerasan Seksual, Tips mencegah kekerasan seksual, Upaya yang dilakukan WCC terkait penanganan kasus dan advokasi kekerasan seksual
Kegiatan akan dilaksanakan pada:
Hari,tanggal: Sabtu, 09 April 2022
Waktu : 14.00-16.00 WIB
Tempat : Zoom Cloud Meeting
Acara ini terbuka untuk umum tetapi dengan kuota terbatas, jadi daftar dulu d: bit.ly/HaloSisterWebinar
Acara ini juga dimeriahkan dengan lomba IG dengan memposting keseruan kegiatan webinar halosister dengan hashtag #UIBAKampusMerdekaKS #halosister dan tag akun @kompasianerpalembang pada postingan instagram masing-masing. Tersedia hadiah 3 postingan terbaik, masing-masing akan mendapatkan gopay senilai Rp.50.000,-.