Lihat ke Halaman Asli

de Gegan

LAbuan Bajo | Petani Rempah

Pastor Avent dan Perhatiannya Kepada ODGJ di Flores

Diperbarui: 14 Oktober 2019   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pastor Avent Saur sesaat memotong rambut penderita ODGJ di Flores (foto Ucannews.com)

Berbicara tentang orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) pasti  keberadaannya hampir disemua tempat. Baik di rumah sakit jiwa(RSJ), jalan raya, di emperan toko-toko atau mungkin dilingkungan tempat kita tinggal saat ini.

Orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan ini juga cukup banyak saya temui di Manggarai Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Banyak orang-prang seperti ini disepelekan dan dikucilkan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Dan hanya segelintir saja orang yang peduli dengan mereka.

Adalah Pastor Avent Saur. SVD. Biarawan Katolik dari ordo Societas Verbi Devini, menjadi salah satu orang yang peduli dengan mereka yang mengalami gangguan jiwa.

Berkat kepeduliannya terhadap ODGJ di Pulau Flores, Pastor Avent membentuk sebuah komunitas Kelompok Kasih Insani (KKI). Tujuan didirikannya komunitas ini tak lain ialah untuk membantu pengobatan dan mempermudah layanan kesehatan bagi ODGJ. Serta memberikan bantuan berupa makanan yang secukupnya.

"Saya tertarik dan terpanggil untuk membantu orang-orang dengan gangguan jiwa, sebab mereka juga manusia. Sama seperti saya yang butuh perhatian, hak untuk hidup dan kasih sayang" pungkas Pastor Avent Saur. SVD.

Dalam perjalanannya, komunitas KKI ini rutin melawat ke desa-desa dan kampung ke kampung di Flores. Guna untuk bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan mereka yang mengalami gangguan mental (atau dengan bahasa kasarnya gila).

Dalam lawatan rutin kesetiap desa, Pastor Avent bersama relawan yang lain, acap kali menemukan ODGJ yang dipasung didalam kandang atau rumah reot,  ada pula yang dipasung digubuk dengan alas dan dinding pelupuh yang kondisinya sudah mulai rapuh. Dan ada juga sebagian dari mereka masih berkeliaran.

"Dari sekitar gubuk itu tercium aroma busuk kotorannya. Juga tercium bau kotoran bekas hewan peliharaan yang menempati kandang itu sebelumnya (ODGJ). Para penderita gangguan mental ini juga jarang dirawat dan bahkan tidak pernah mandi. Sehingga adakalanya kami juga yang memandikan, memotong rambut dan kukunya yang sudah panjang, memberikan makan dan minum hingga memberikan pakaiyan layak" tutur Pastor Avent.

Pemasungan terhadap ODGJ ini menurut Pastor Avent terjadi karena masih rendahnya pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang penyakit gangguan jiwa yang dialami oleh penyandang disabilitas mental.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline