Lihat ke Halaman Asli

de Gegan

LAbuan Bajo | Petani Rempah

Praktik Santet dan Venomena Suanggi di Manggarai

Diperbarui: 23 September 2019   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi_setan_foto_Shutterstock.com

Praktik Sorcery dan Withcraft atau santet ditanah Manggarai, secara harafiah dapat diterjemahkan sebagai ilmu sihir atau guna-guna. Namun, keduannya memiliki pengertian berbeda. Mengutip Evans Pritchard, praktik Witccraft merupakan ekspresi dari sebuah kekuatan jahat dalam diri ataupun tubuh seseorang. Adapun Sorcery merupakan penggunaan dari pengetahuan magic atau guna-guna tersebut.

Dalam konteks masyarakat Manggarai, hal-hal yang berbau mistis merupakan sesuatu yang dianggap lumrah. Orang-orang Manggarai mengenal dan mengamini adanya realitas tak kasat mata. Realitas-realitas tersebut seperti layaknya udara yang tidak dapat dilihat namun dirasakan keberadaannya.

Adalah "Ata Janto" sebutan bagi orang yang memiliki ilmu hitam (Black Magic) atau sihir jahat untuk menghancurkan orang lain. Keberadaan Ata Janto ini memang nyata adanya hingga kini, dan memang seringkali aksinya seringkali tak terlihat dan tentu saja tak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh ilmu pengetahuan dan akal pikiran manusia. Hal ini dilatar belakangi oleh pelbagai alasan, seperti dendam, iri hati maupun kebencian membabibuta.

Sebagaimana Ata Janto yang saya sebut sebagai "mesin pencabut nyawa" ini karena kerap Pande Iha Ata (mencelakakan orang), maka disinilah benang merahnya. Momen Pande Iha Ata ini merujuk pada sebuah kondisi dimana seseorang mengalami sebuah gangguan secara tiba-tiba, musibah, bencana dalam keluarga, sial mala petaka, kematian, kegagalan atau hal-hal buruk lainnya.

Momen Pande Iha Ata ini terjadi melalui banyak media, biasanya melaui Buru Da'at (angin jahat) dan suanggi. Dan juga Ata Janto ini mampu meniupkan kekuatan supranaturalnya dari jarak jauh tanpa menyentuh fisik targetnya, entah itu melalui perantara udara dan sebagainya.roh-roh jahat sejenis suanggi tersebut biasanya keluar pada malam hari dalam rupa bianatang seperti kucing, anjing ataupun kuda besar.

Berdasarkan pengertian diatas, fenomena angin jahat dan suanggi dalam motifnya ialah mencelelakakan orang dengan berbagai alasan, entah karena cemburu sosial maupun ekonomi. Satu hal yang paling dominan ialah para suanggi ini sering membutuhkan medium tertentu untuk mengirim roh jahat kepada targetnya berupa beberapa helai rambut, sepotong korek api, sebuah peniti tua, dan sebagainya.

Sampai sekarang saya pribadi masih sangat percaya terkait keberadaan Ata Janto ini. Meskipun pendasaraannya belum bisa dijelaskan secara logis dan dipertanggungjawabkan secara akademis. Sampai saat ini saya masih melihat adanya kecendrungan kolektif ditengah masyarakat Manggarai yang masih mempercayai keberadaan sosok Ata Janto ini.

Fakta adanya Ata Janto di Manggarai ini telah memicu munculnya kelompok lain yang ingin menetralisir atau paling kurang mengimbangi kekuatan mereka. Ya, kelompok ini adalah kaum pendoa. Kelompok ini biasanya diklaim memiliki berbagai kekuatan baik ( White magic). Mereka inilah yang mampu menolong korban yang diserang kekuatan jahat( Janto).

Kelompok pendoa ini yang biasanya bisa mendeteksi penyakit dalam tubuh seseorang, entah itu yang bersifat penyakit medis mapun non medis. Dari kategori non medis tersebut, mereka dapat melihat sakit yang dialami korban tersebut merupakan penyakit yang berasal dari kekuatan alam, atau justru kekuatan jahat kiriman orang lain.

Keberadaan Ata Janto ini memang benar adanya dan sangat sulit dideteksi. Tentunya mereka ini sangat meresahkan dan telah menciptakan atmosfher ketakutan ditengah masyarakat. Praktik kejahatan yang mereka lakukan acap kali tak meninggalkan jejak dan bekas criminal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline