Lihat ke Halaman Asli

de Gegan

LAbuan Bajo | Petani Rempah

Tanpa Menyirih, Kepala Bisa Pengeng

Diperbarui: 1 September 2019   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gigi hitam karena menyirih( foto Poskupang.com)

Kebiasaan menyirih atau mengunyah sirih sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak abad ke-6 Masehi dan dilakukan secara turun-temurun, salah satunya di daerah saya, Manggarai, NTT.

Masyarakat pengunyah sirih mempercayai bahwa sirih pinang memberikan manfaat kenikmatan seperti orang merokok, menyegarkan otak, sebagai makanan ringan (sebatas dikunyah dan tidak ditelan), dapat menghilangkan bau nafas, dan mempercayai bahwa aktifitas ini dapat memperkuat gigi.

Di Indonesia, kebiasaan mengunyah sirih pinang merupakan bagian dari kebudayaan dan kehidupan masyarakat, serta kebiasaan tersebut dilakukan hampir diseluruh wilayah di Indonesia seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua (nn, 2009). Atau bahkan ada diantara kompasianer disini yang punya bakat menyirih juga?.. hehe

Masyarakat Manggarai mengenal adanya tradisi mengungunyah sirih pinang ini secara turun temurun, namun sekarang ini kebisaaan mengunyah sirih pinang/menyirih hanya dapat dijumpai pada mereka yang sudah tua usianya. Penulis juga memang sempat coba menginang sekali, tapi ah, tidak tahan dengan pedasnya, dan sampai sekarang tidak pernah lagi.

Menginang merupakan tradisi masyarakat Manggarai (dalam bahasa lokalnya Cepa/Sepa) dan kegiatan menginang ini masih menjadi trand samapai saat ini. Proses menginang ini dengan komposisi dasar yakni daun sirih, pinang dan kapur.

Bahan untuk menyirih(WikipediA Photo)

Komposisi tersebut dibungkus dalam daun sirih yang kemudian dikunyah. Masyarakat pengunyah memiliki alasan tersendiri mengapa mereka mengunyah sirih pinang, dan terkhusus bagi mereka yang sudah terlanjur candu, bila sehari saja tidak menginang, konon katanya kepala bisa oleng dan pengpeng.

Kecanduan menjadi suatu alasan bagi pengunyah untuk selalu mengunyah sirih pinang sampai sekarang ini. Selain karena kecanduan, alasan lain mereka pengunyah memutuskan untuk terus mengunyah sirih pinang adalah mereka memiliki pengalaman terhadap sakit gigi yang mereka alami sehingga untuk menjaga agar sakit gigi tidak kambuh lagi maka mengunyah sirih pinang digunakan sebagai pencegahannya.

" Dulu, waktu Ame(kakek) meringis kesakitan karena sakit gigi, orang tua langsung suruh kunyah itu sirih, 2-3 jam setelah itu sembuh, tidak pake lama. Dulu mo cari apotek dan toko obat dimana? Terpaksa to pake obat kampung saja, lagian manjur dan cepat ju" terang Ame (kakek) kepada saya.

Benar bahwa, tingkat keparahan status periodontal dipengaruhi oleh adanya kepercayaan dalam masyarakat yang mengakui bahwa mengunyah sirih pinang adalah budaya yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari dan tidak mengakui mengunyah sirih pinang merugikan kesehatan (Samura, 2009).

Bagaimana teman, mau coba rasakan sensasinya menyirih?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline