Lihat ke Halaman Asli

Kisah Perjalanan Haji Sunan Gunung Jati

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapayang tak kenal Sunan Gunung Jati? Dia adalah tokoh penting dalam sejarah islam nusantara. Selain itu dia merupakan satu wali tanah jawa atau yang dikenal sebagai Wali Songo yang paling berpengaruh, terutama di kawasan tanah pasundan.

Sunan Gunung jati lahir di Pasai, ketika itu Pasai jatuh ke tangan Portugis. Ayahnya berdarah Yaman dan ibunya adalah Bani Israil (Yahudi). Dia sempat belajar ke Mekah beberapa tahun, kemudian pulang lagi ke Pasai.

Tak lama kemudian dia hijrah ke Jawa dengan memperistrikan adik pangeran Trenggana Sultan Demak. Sunan Gunung jati kemduian pergi menaklukkan Banten dan membuat kerajaan islam Banten. Dengan dibantu bala bantuan dari Demak dia menaklukkan Sunda Kelapa. Dia akhirnya menetap dan wafat di Cirebon (1570).

Sunan Gunung Jati memiliki beberapa nama antara lain Syarif Hidayatullah, Falatehan, Taragil dan Said Muhammad Nurullah.

Sunan Gunung Jati berkesempatan naik haji dua kali. Pertama ia naik haji sendiri dan sehabis haji dia dibaiat menjadi penganut tarekat yaitu Syadzilyah, Syattariyah, Naqsyabandiyah. Kubrawiyah danKhalwatiyah.

Berdasarkan catatan Henri Chambert Loir dalam bukunya Naik Haji di Masa Silam yang mengutip teks Jawa berjudul Sejarah Banten Rante-Rante (KPG, 2013) langkah Sunan Gunung Jati naik haji tak bisa dilepaskan dari kisah mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad yang menyuruhnya naik haji. Ketika itu umurnya masih 15 tahun. Berdasarkan ’isyarat’ itu berangkatlah Sunan Gunung Jati ke tanah suci. Rupanya di tanah suci dia juga belajar tarekat.

Kali yang kedua, Sunan Gunung Jati pergi haji bersama puteranya bersama Hasanudin ketika dia berumur 20 tahun. Dia membawa hasanudin dalam sebuah selendang. Di tanah suci Hasanudin diajari tentang semua hal terkait soal islam khususnya tarekat. Di Madinah keduanya dibaiat tarekat Naqsyabandiyah. Kemudian keduanya pulang ke Jawa melalui jalur Minangkabau.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline