Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Qi-Sha, "Sneak Peek" Novel Kedua Acek Rudy

Diperbarui: 6 Mei 2023   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar cover Novel Qi-Sha (sumber: dokpri, desain oleh Andri Sonda)

"Ha? Novelnya sudah jadi?"

Itu adalah seruan kaget yang bikin hidung saya kembang kempis. Dilayangkan oleh salah satu teman Kompasianer yang menerima kiriman naskah novel keduaku; Qi-Sha.

Sebenarnya waktu pengerjaan naskah novel kedua ini tidak cepat-cepat amat. Setelah aku hitung, memakan waktu tepat 77 hari. Bandingkan dengan naskah novel Berdansa dengan Kematian yang selesai dalam waktu 30 hari.

Lalu, ada pertanyaan. Apakah novel kedua Acek Rudy ini (Qi-Sha) ada hubungannya dengan novel pertama (Berdansa dengan Kematian)? 

Jawabannya antara ya dan tidak.

Tidak, karena kisah novel pertama dan kedua sama sekali tidak nyambung. Beberapa tokoh dalam kisah pertama juga sudah tidak muncul lagi. Tidak ada lagi Arundaya Gayatri, Maandy Veerhalen de Zon, Mbah Ukik, dan juga tokoh antagonis, Zasil.

Namun demikian, kedua novel ini tetap ada sedikit benang merahnya.

Itu karena saya masih mempertahankan aksi dari Trio Sekawan yang berjaya memecahkan misteri Kawurungan di novel Berdansa dengan Kematian. Mereka adalah Thomas Ananda Kantaka (alias Tomi), Felix Sitorus si sosiolog, dan Lintang Ayu, psikolog yang terlahir sebagai anak indigo. Begitu juga dengan kehadiran Olfa Imaniar yang sudah menjadi pasangan resmi dari Tomi Kantaka. Meskipun kehadirannya hanya sebentar. Pada bab-bab awal dan bagian penutup saja.

Dalam novel Qi-Sha ini, Trio sekawan harus kembali berurusan dengan dunia gaib. Itu karena seorang polisi yang bernama Kompol EfWe mengajak mereka bertiga untuk ikut terlibat dalam penyelidikan sebuah kasus pembunuhan rumit. Seorang pengusaha Bernama Dauh Puriacarakha ditemukan meninggal dunia di rumahnya. Dengan cara yang aneh. Badannya hancur secara perlahan dan hanya menyisakan material-material kasar saja.

Singkat cerita, penyelidikan mengarah kepada hal mistis. Tentang keterlibatan sekte pemuja dewi ular yang ditenggarai bermarkas di sebuah kelenteng tua, di kota cina lama. Dan, tentang sebuah kertas kuning lusuh dengan tulisan mantra mandarin, "Qi-Qi Sheng-ji, Sha-Sha Ren-ming."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline