Festival Cap Go Meh pada tahun 2023 ini jatuh pada hari Ahad 5 Februari 2023. Menandakan hari terakhir dalam rangkaian perayaan imlek 2574 Kongzili yang berlangsung selama 15 hari.
Tapi, tahukah kamu jika istilah Cap Go Meh hanya dikenal di Indonesia? Secara harfiah, 'Cap Go' berarti lima belas. Merujuk kepada tanggal 15 (Imlek). Dan 'Meh' berarti malam. Istilah ini berasal dari dialek Hokkian - Dialek yang paling banyak berpengaruh dalam kata serapan bahasa China ke dalam bahasa Indonesia.
Di negara asalnya sendiri, perayaan ini disebut sebagai Yuanxiojie atau Festival Lentera.
Bagi orang Tionghoa di seluruh dunia, festival Lentera adalah salah satu perayaan terbesar dan juga terpenting. Tradisi ini sudah berlangsung lama, sudah sejak era Dinasti Han. Sudah sejak kira-kira 2.200 tahun yang lalu.
Secara umum, perayaan ini berwujud rasa syukur kepada Dewa Thai-yi atau dewa tertinggi dalam mitologi bangsa Han. Akan tetapi, festival ini sebenarnya dipopulerkan oleh para Biksu Buddha. Dugaan saya, berhubungan dengan salah satu hari raya terpenting bagi penganut agama Buddha, yaitu perayaan Maghapuja.
Hari Raya Maghapuja sendiri dirayakan pada saat bulan purnama bulan ketiga kalendar Buddha dan biasanya bertepatan dengan perayaan Cap Go Meh. Dalam tradisi Buddhisme, Maghapuja dirayakan untuk mengenang peristiwa penting ketika Buddha Gautama bertemu dan menahbiskan 1.250 murid pertamanya. Oleh sebab itu Maghapuja disebut juga dengan nama "Hari Sangha."
Di kala itu, untuk merayakan Maghapuja para biksu Buddha melepaskan ribuan lentera ke langit. Membentuk cahaya indah di malam hari. Dan sejak itu, tradisi melepaskan lentera pun diadopsi oleh masyarakat umum dan menyebar ke seluruh China.
Bukanlah orang Tionghoa jika tidak menciptakan legenda. Begitu pula dengan perayaan Cap Go Meh ini. Dari kisah yang diwariskan secara turun temurun, disebutkan jika pada suatu hari Kaisar Langit marah kepada umat manusia. Tersebab angsa kesayangannya mati terbunuh oleh oknum yang tidak diketahui.
Akhirnya ia pun memutuskan untuk menjatuhkan hukuman kepada umat manusia. Caranya adalah dengan membakar kota. Lalu, muncullah sesosok peri yang baik hati. Ia membocorkan rahasia Langit demi menyelamatkan umat manusia. Si peri yang banyak akal ini lalu mengatur strategi. Ia meminta seluruh warga kota untuk menyalakan lentera pada hari penghakiman yang sudah ditentukan oleh Kaisar Langit.
Syahdan, penduduk kota pun mengikuti saran dari si peri. Dari atas istananya, Kaisar Langit melihat seluruh kota terang benderang. Ia merasa puas karena mengira kota sudah terbakar. Manusia yang berada di bawah sana pun selamat dari amukan si Kaisar Langit.