Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Kehadiran Kelinci Giok di Tahun Kelinci Air

Diperbarui: 26 Januari 2023   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kelinci. SHUTTERSTOCK/Maria Paina via KOMPAS.com

Tahun baru sudah kita lewati. Sudah Beberapa hari. Tapi, rasanya belum lengkap tanpa kehadiran si Kelinci Air. Menurut penanggalan imlek, penguasa tahun 2023 ini adalah si Kelinci.

Apa yang terjadi?
Jagat raya dan dunia maya sudah ramai. Sang Macan yang masih berkuasa sudah mulai diabaikan. Padahal karirnya baru akan berakhir pada 22 Januari nanti. Belum sekarang!

Lalu, para peramal takdir dan pengadu nasib ramai mengelu-elukan kehadiran Sang Kelinci. Mereka berharap ada perbaikan. Ada kabar baik yang bersiap menghampiri.

Caranya?
Sang kelinci pun diasosiasikan dengan hal-hal baik dan kebajikan. Lembut, agar hidup tidak terlalu keras. Imut, agar semakin banyak cinta. Dan, lincah agar semangat tetap terjaga.

Benarkah demikian?
Tidak semudah itu Ferguso. Itu hanya andai-andai manusia. Ilusi di tengah delusi untuk menjadikannya motivasi dalam menjalani kehidupan yang tidak pasti.

Ilustrasi tahun kelinci (sumber: tionghoa.info)

Mau tahu buktinya?
Kelinci itu jorok, ia memakan kotorannya sendiri. Meskipun menurut versi dunianya, itu bernutrisi. Makanan khusus yang dinamakan Cecotropes. Lalu, kelinci juga mudah stres, mereka bukan makhluk yang bisa hidup sendiri. Tapi, kalau dicarikan pasangan mereka justru membuat masalah baru. Kawin melulu! Sepasang kelinci bisa menghasilkan 2040 anak setiap tahun. Amsiong!

Ah sudahlah.
Setiap orang pun tahu jika pemilihan hewan dalam 12 shio bukan berdasarkan logika. Dunia orang Tionghoa kuno adalah dunia yang berbeda. Merupakan tempat tinggal bersama dari manusia, dewa, malaikat, dan para siluman. Termasuk di dalamnya adalah hewan-hewan mitologi. Kelinci merupakan salah satunya.

Mengapa bisa begitu?
Itu karena kehadiran hewan ini sudah terdeteksi oleh manusia pada masa Pleistosen. Sejak 1,8 juta tahun lalu. Pertama kali ditemukan oleh bangsa Phunesia yang hidup di Eropa. Bangsa Phunesia memberikannya nama Shaphan. Artinya adalah licin atau nakal.

Kemudian setelahnya, kehadiran kelinci pun menjadi bagian yang erat dengan kehidupan manusia. Bangsa Romawi menempatkannya pada salah satu posisi yang terhormat. Berada pada uang logam mereka. Nenek moyang kita menjadikannya sebagai sumber makanan. Bulu mereka pun digunakan sebagai penghangat tubuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline