Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Dari Mana Partai Politik dan Politikus Dapat Duit?

Diperbarui: 19 Oktober 2022   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi partai politik (sumber gambar: openparliament.id)

Saya memiliki beberapa teman politikus. Sebagian dari mereka cukup sukses. Terpilih menjadi anggota dewan, terlihat gagah dengan pin dan baju safari. Lalu saya berpikir, jika ada peluang, apakah diriku akan "banting stir" menjadi seorang politikus juga?

Iya, istilah "banting stir" mungkin akan saya gunakan disini. Sebabnya teman-temanku yang berkecimpung di dunia politik, dulunya juga biasa-biasa saja. Seperti diriku, warga sipil yang (mungkin) agak rabun politik.

Saya pun mulai melakukan analisis ala kadarnya. Mengapa mereka bisa sukses? Si Ali (nama samaran) sedari masih menjadi pelajar ia sudah senang berorganisasi. Pada saat kuliah, ia sering turun di jalan menyuarakan isi hatinya.

Lain pula bagi si Bejo (nama samaran). Hanya karena dipanas-panasi oleh sahabat dekatnya, ia pun terjun ke dunia politik. Dari acuh menjadi serius, bagi Bejo politik itu adalah seni mengelola hati. Mudah pelajari.

Sementara si Calik (nama samaran) adalah anak seorang pengusaha sukses. Ayahnya merasa risih dengan perkembangan usahanya yang sering dipolitisasi. Syahdan, si Calik pun didorong. Alhasil ia kini menjadi anggota dewan yang terhormat.

Saya turut menikmati proses kampanye mereka pada 2019 silam. Ali, Bejo, dan Calik hanyalah tiga orang yang berhasil. Jika mau dihitung, yang tidak berhasil masih banyak juga. Sekitar delapan orang kalau tidak salah.

Menurut kebanyakan orang, kunci suksesnya ada di "logistik." Alias, kalau gak punya modal jangan pernah bermimpi. Bisa saja perkiraan ini juga benar. Sebabnya ketiga kawan yang berhasil itu tidak miskin-miskin amat. Tajir malahan.

Tapi, apakah memang demikian?

Suatu waktu saya ngopi dengan si Bejo. Melihat hidupnya yang sudah "sukes" sayapun bertanya iseng, "objekannya sudah banyak?"

Tapi, dasar politikus. Si Bejo hanya menjawab diplomatis, "ah, kan aku untuk kepentingan rakyat. Rejeki biar dari Tuhan saja." Ingin tertawa, takut rosa. Nama Tuhan sudah dibawa-bawa, artinya "elu diam aje. Wkwkwkwk"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline