Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Pakto 88, Sisi Kelam di Masa Keemasan Perbankan Indonesia

Diperbarui: 9 Oktober 2022   05:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi bank (shutterstock.com)

Seorang sahabat, ia adalah pengusaha sukses Indonesia. Di usianya yang ke-83 ia tampak masih segar, bugar, dan semangatnya masih cetar.

Dalam setiap pertemuan, ia selalu menceritakan kisah suksesnya. Bergerak di berbagai bidang industri, si kawan itu mengaku jika bisnisnya dimulai dari nol.

"Kunci suksesku adalah modal kepercayaan," begitu imbuhnya.

Si kawan mengaku, modal pertamanya ia dapatkan dari sebuah bank swasta. Kala itu ia tidak memiliki apa-apa, termasuk harta yang bisa dijadikan agunan. Untungnya, salah seorang sahabat baiknya mengenal bos pemilik bank.

Syahdan ia pun datang menghadap. Si bos tertarik dengan proporsal bisnisnya, mengimpor sejumlah produk yang kala itu masih jarang dilirik. Modal pun diberikan tanpa agunan, hanya selembar giro yang dijadikan sebagai jaminan. Lengkap dengan jumlah dan tanggalnya.

"Lha, kok si bos mau?" Aku bertanya, teriring di benakku berbagi aturan perbankan dan OJK yang seharusnya membatasi.

"Kan ada teman yang jamin," jawabnya enteng.

Melihat keraguan di wajahku, si sahabat buru-buru memberi penjelasan, "kala itu kredit bank masih murah, pengusaha pun masih jujur, ekonomi berkembang pesat... [...]"

"Tahun berapa itu, Pak?" Tanyaku penasaran.

"Sekitar awal 80an," sambutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline