Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Duh Rangga, Janganlah Berdebar-debar Jika Ketemu Cinta

Diperbarui: 20 Mei 2022   07:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Cinta dan Rangga (gambar: liputan6.com)

Malam ini saya "bertengkar" dengan istriku. Entah karena krisis paruh baya, tetiba ia bertanya kepadaku; apakah perasaanku berdebar ketika melihatnya untuk kali pertama?

"Biasa aja tuh," jawabku

Disitulah pangkal permasalahannya. Ia merasa jawabanku kurang cocok. Menurutnya, cinta harus dimulai dari perasaan berdebar-debar. Mungkin saja ia benar. Tapi, jawabanku hanya berdasarkan tiga fakta.

Pertama, kejadiannya sudah lama, aku sudah lupa. Kedua, menurutku perasaan cinta pada saat itu tidak perlu lagi, yang terpenting adalah bagaimana kita sudah saling memiliki. Ketiga, karena memang lelaki lebih pantang berbicara tentang hal-hal romantis, kurang jantan rasanya. Eh...

Ah, ngeles.com

Mungkin saja istriku ingin jawaban yang jujur dariku. Sebabnya ia tahu jika hormon testosteronku ini terlalu sering berdebar-debar. Terhadap siapa dan apa saja, bukan hanya kepada dirinya sendiri.

Jadi, kuladeni saja. Siapa tahu saja bisa berguna juga bagi kamu, kamu, dan kamu.

Secara umum, perasaan jatuh cinta didasari oleh perasaaan ingin memiliki. Dan itu susahnya. Sebabnya cinta itu hanyalah perasaan sayang tanpa ikatan hukum atau legalitas mengikat lainnya.

Kamu ingin memiliki cinta, sementara dirinya lebih memilih rangga. Tapi rangga itu jahad, ia mengabaikan cinta. Jadi, kamu masih punya harapan.

Makanya cinta adalah hal yang kompleks. Keinginan memiliki yang menggebu-gebu kemudian menimbulkan ribuan perasaan. Jadi, tidak heran jika perasaan yang satu ini emang ngeri-ngeri sedap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline