Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Stereotip Gender: Anak Pria Suka Boneka, Wajarkah?

Diperbarui: 10 Mei 2022   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Stereotip Gender: Anak Pria Suka Boneka, Wajarkah? (gambar: happyyouhappyfamily.com)

Mainan itu bagian esensial dari pertumbuhan anak. Berguna untuk melatih perkembangan motorik, sensorik, dan juga kemampuan interaksi anak.

Tidak salah jika memilih mainan yang tepat untuk anak adalah hal yang harus diperhatikan. Tapi, bagaimana sih kategori mainan anak yang tepat?

Saya mencoba mengingat-ingat masa lalu. Apa saja koleksi mainanku? Ada mobil-mobilan, ada pistol-pistolan, juga hewan-hewanan.

Lalu apa mainan yang paling favorit di antara semuanya? Ternyata bukan semua yang kumiliki, melainkan boneka milik adik wanitaku.

Saat itu aku dilarang untuk menyentuhnya. Karena menurut mama, itu mainan anak wanita!

Tentu saja aku paham, seorang anak lelaki sebaiknya dilatih untuk mengembangkan sifat maskulinnya. Memeluk boneka kelihatannya kurang pas.

Kekhwatiran mama tidak menjadi kenyataan. Meskipun berpuluh-puluh tahun kemudian, diriku tumbuh sebagai penyayang wanita. Eh...

Bisa saja itu sifat ini sudah terbawa sejak kecil. Bukankah boneka berguna untuk menumbuhkan kasih sayang? Tidak heran jika mama sudah mulai mengantisipasi. Boneka dirampas, pistol-pistolan dibelikan.

Tapi, sekali lagi mama terkecoh. Anaknya tidak menjadi polisi pun tentara.

Apa yang dilakukan mama tidaklah salah. Defenisi mainan tepat bagi seorang anak seharusnya meliputi tiga unsur utama. Sesuai usia, sesuai gender, dan sesuai karakter (yang diharapkan).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline