Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Epidemi Laten di Indonesia, Industri Rokok AS, dan RUU Malaysia

Diperbarui: 23 April 2022   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Epidemi Laten di Indonesia, Industri Rokok AS, dan RUU Tembakau Malaysia (gambar: thejakartapost.com)

Peristiwa ini kusaksikan sendiri. Seorang anak, belum genap berusia 10 tahun sedang merokok. Ayahnya ada di sana dan sepertinya ia tidak peduli. Orang-orang di sekitarnya hanya menyelutuk kepadaku, "dari usia 6 tahun dia sudah merokok itu."

Miris iya...

Lalu kutemukan beberapa artikel terkait hal ini. Si bocah bukan satu-satunya. Saya kutip data WHO (sumbernya di sini). Sekitar 44 juta anak berusia 13-15 tahun di seluruh dunia merokok.

Lalu ada pula artikel dari bbc. Sensus tembakau pada 2010 mengungkapkan bahwa lebih dari 30% anak atau sekitar 20 juta anak Indonesia mulai merokok sebelum usia 10 tahun.

Data ini dilengkapi lagi oleh Lisda Sundari, Ketua Lentera Anak. Ia mengatakan jika berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kemenkes 2013, hampir 80% perokok memulainya di bawah 19 tahun.

Sayangnya, survei-survei tersebut sudah cukup lama. Entah apa yang terjadi saat ini. Tapi, sepertinya tidak terlalu banyak perbedaan.

Sebabnya, anak-anak terlalu mudah mendapatkan rokok. Di warung-warung, tiada larangan usia untuk membeli rokok.

Terlalu banyak juga panutan perokok di sekitar anak. Kebebasan merokok di rumah, di jalan, di angkutan umum, semuanya memberikan kesan seolah-olah merokok itu baik-baik saja.

Bagi orang tua perokok sendiri, kenikmatan sepertinya mengalahkan kesehatan. Kebiasaan ini susah dihilangkan. Bahkan banyak di antara mereka mencari pembenaran. Katanya, tidak merokok juga bisa terkena kanker paru-paru.

Sebelum rokok belum menjadi industri besar seperti saat ini, tembakau telah dikenal di Amerika Selatan sejak 4000 tahun SM. Merokok dan mengunyah tembakau adalah bagian dari produk ritual, pengobatan, dan juga budaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline