Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Depresi Besar Amerika, Semoga Indonesia Bisa Belajar

Diperbarui: 6 April 2022   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Depresi Besar Amerika, Semoga Indonesia Bisa Belajar (gambar: jobs.lovetoknow.com)

Kita sudah sering mendengar kata resesi ekonomi. Suatu negara disebut masuk ke jurang resesi bilamana aktivitas ekonomi memburuk. Pertumbuhan ekonomi negatif dan menurunnya Produk Domestik Bruto selama lebih dari tiga kuartal berturut-turut.

Indikatornya biasanya terlihat dari banyaknya pengangguran, lesunya penjualan ritel, penurunan pendapatan, hingga pabrik yang mengalami kesulitan berproduksi.

Indonesia juga sudah pernah mengalaminya, yang pertama pada 1963.

Saat itu kebijakan ekonomi dinilai tidak tepat, belanja negara membengkak, mengakibatkan hiperinflasi. Barang-barang naik hingga ratusan persen. Situasi diperparah juga oleh kebijakan politik yang tidak populer.

Resesi Ekonomi kedua di Indonesia terjadi pada periode 1998. Momen yang sama dengan kejatuhan Soeharto. Sebagian pembaca mungkin masih mengingatnya.

Harga barang menjulang, mata uang rupiah terpuruk, sistem perbankan ambruk, dan kerusuhan dimana-mana.

Meskipun, menurut sebagian orang periode 1998 sudah bisa dikatakan sebagai Depresi. Namun, tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Depresi Besar Amerika Serikat alias The Great Depression.

Peristiwa ini terjadi selama sepuluh tahun (1929-1939). Dampaknya bukan hanya di Amerika saja, tapi juga merembes ke Eropa dan Amerika Selatan.

The Roaring 20's

Sebelum Depresi Besar ini terjadi, pertumbuhan Ekonomi AS tak terkalahkan. Periode tersebut disebut dengan The Roaring 20's.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline