Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Alasan Hokkien Menjadi "Bahasa Persatuan" Tionghoa Medan

Diperbarui: 22 Desember 2021   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alasan Hokkien Menjadi "Bahasa Persatuan" bagi Tionghoa Medan (backdrop: stock.adobe.com / pic: bartzap.com, grid.id, bbc.com, gosipnya.blogspot.com, 

Sejak berteman dengan beberapa orang Tionghoa Medan, diri selalu diliputi dengan sebuah pertanyaan; Mengapa bahasa (dialek) Hokkien bisa menjadi bahasa persatuan di Medan?

Bukan hanya dipahami oleh kalangan Tionghoanya saja, tapi juga teman dari suku Batak, Melayu, bahkan mungkin Jawa atau Ambon yang telah lama bermukim di sana.

Tentu saja, keberadaan bahasa Hokkien tidak dimaksud untuk menyaingi bahasa Indonesia. Yang saya maksud dengan "bahasa persatuan" di sini adalah bahasa sehari-hari. Khusunya di bidang perdagangan yang didominasi oleh orang-orang Tionghoa Indonesia.

Bahkan jargon mata uang yang paling terkenal juga beredar dalam bahasa Hokkien. Sebutkanlah gocap (lima puluh), cepek (serratus), dan cebang (sepuluh ribu). Ini berlaku se-Nusantara.

Dugaan pertamaku, karena kota Medan banyak dipenuhi oleh suku Hokkien perantauan. Tapi, pernyataan Sutopo, sahabat saya dari Medan, membuatku terpana.

Sutopo dari suku Kanton, tetapi ia sekeluarga tidak lagi memahami dialek moyangnya. Lucunya lagi, orang Tionghoa di sana juga merasa penting untuk mengajarkan anak-anaknya berbahasa Hokkien. Menurutnya selain mudah untuk bersosialisasi, juga untuk menjaga tradisi.

"Mau dari suku Kanton, Hakka, Teochiew, semua harus bisa berbahasa Hokkien," pungkas Sutopo.

Sebenarnya asimilasi bahasa daerah itu terjadi secara natural. Namun, menarik untuk melihat mengapa dialek Hokkien itu bisa sangat berpengaruh di kota Medan dan sekitarnya.   

**

Kembali kepada sejarah, saat perantauan Tionghoa pertama kali menginjakkan kakinya di bumi Nusantara dan Asia Tenggara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline