Sejak muncul pada Desember 2019, virus dari kota Wuhan memiliki banyak nama yang bikin bingung. Awalnya dikenal sebagai virus Corona. Namun, Corona itu sendiri sudah ada sejak tahun 1964. Virus ini pertama kali ditemukan oleh seorang saintis bernama June Almeida
Baca juga: Mengenal June Almeida, Penemu Virus Corona yang Tidak Tamat SMA
Kemudian ia pun berganti nama. Sempat 2019-nCov alias Novel Coronavirus, lalu jadilah Covid-19 yang kita kenal sekarang. Kepanjangannya adalah Corona Virus Disease alias penyakit virus corona, dan 19 adalah tahun pertama kali ditemukan (2019).
Akan tetapi Covid-19 sendiri adalah nama yang diberikan WHO untuk menjelaskan adanya penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini. Sementara virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 disebutkan sebaga SARS Cov-2.
SARS adalah kepanjangan dari Severe Acute Respiratory Syndrome. Virus yang telah ditemukan dan mewabah pada tahun 2003.
Pemberian nama virus diberikan oleh Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV). Penamaannya diberikan berdasarkan struktur genetik, agar pengembangan tes diagnostik, pembuatan vaksin dan obatan menjadi lebih mudah.
Sebelum Covid resmi menjadi Covid, sempat pula muncul beberapa nama tidak resmi. Di antaranya adalah Virus Corona Wuhan, Flu China, hingga yang paling sering didengungkan oleh Donald Trump, Virus China.
Jelas Trump lebih senang menggunakan nama virus China. Tersebab bukan rahasia lagi jika di masa pemerintahannya, China adalah musuh politik Amerika.
Namun, pemberian nama tersebut kemudian menimbulkan tindakan rasis. Beberapa saat yang lalu orang-orang Asia sering menjadi sasaran rasisme dan amukan sporadis gegara dianggap sebagai pembawa virus. Sesuatu yang dikenal dengan nama Sinophobia.
Baca juga: Indonesia Positif Corona, Waspadai Fenomena Sinophobia