Politisi Malaysia, Lim Kit Siang bingung dengan kasus Corona di Indonesia yang menurun drastis. Indonesia menjawab diplomatis; Mengendalikan mobilitas masyarakat dan vaksinasi adalah kuncinya.
Malaysia pantas bingung, sebabnya mereka juga melakukan hal yang sama. Bahkan, tingkat vaksinasi harian mereka saja masih lebih tinggi dari Indonesia. Hasilnya? Malaysia tetap kalah.
Pandemi Covid-19 di negeri jiran ini memang bikin pusing. Kasus mundurnya PM Malaysia sebelumnya, Muhyiddin Yassin pada 16 Agustus lalu, juga ditenggarai gegara Corona.
Tapi, bukan rahasia lagi jika kejatuhan Yassin disebabkan karena ia kehabisan peluru dukungan politik. Terutama dari partai UMNO, yang terbesar di Malaysia.
Saat itu, Muhyiddin hanya didukung oleh 100 anggota parlemen saja. Jauh di bawah angka aman 111.
Ditambah lagi dengan beberapa langkah blunder dari Muhyiddin yang dianggap tidak "memberikan muka" kepada UMNO. Puncaknya, Majelis Tinggi UMNO mencabut dukungan terhadap Muhyiddin pada 3 Agustus lalu.
Menangani "kasus Corona," PM terpilih baru Ismail Sabri Yakoob langsung tancap gas. Corona dibidik, ekonomi lebih penting. Hebohnya, mantan PM. Malaysia Najib Razak pun diisukan akan diangkat menjadi penasehat di bidang ekonomi. Posisinya setara Menteri.
Pertemuan "Corona" berlangsung pada Kamis 9 September lalu. Najib dan Sabri bertemu selama satu jam di kantor Perdana Menteri. Usai pertemuan, Sabri langsung mengunggah hasil pertemuannya.
"Najib berkomitmen menyumbangkan tenaga, waktu, dan pemikirannya demi Malaysia tercinta," demikian isi unggahannya.
Tak mau kalah dari sang Perdana Menteri, Najib juga mengunggah hal yang sama di laman medsosnya.