Anime lagi tren di Kompasiana. Bukan bahas konflik di sini. Tapi, Acek yang suka nulis Palugada jadi penasaran dengan bacaan daun muda. (baca: sedang viral).
Jadilah jemari ke sana kemari. Melihat hubungan antara anime dan ehem... Kamasutra. Kebetulan pula ada Topil Anak Puber di Kompasiana.
Bukan apa-apa, Acek bukannya tuwir-tuwir amat. Anime dan Manga dulu juga makanan Acek. Buktinya tahu dengan istilah Kameha-meha dan Candy-candy.
Tapi, ada tipnya. Dragon Ball selalu dibaca beramai-ramai. Candy-candy selalu dibaca sendiri. Kenapa? Iya tahulah, anak puber kadang butuh mencret dalam kesendirian. (baca: agar label tulisan tidak dicabut).
Tapi, ini serius lho. Sebagai orangtua Acek selalu menjaga anak agar tidak sembarangan mengunduh konten berbau porno. Internet bebas hambatan, jargonnya menggoda. para anak puber selalu dibikin penasaran.
Kalau dulu mah, aman. Bokap tersayang selalu menyimpan VHS konten dewasa di lemari tersembunyi. Tapi, namanya juga anak puber. Kunci duplikat bisa dibuat dalam waktu 10 menit. Tanpa ketahuan bokap. Lihai kan!
Baiklah, apa hubungannya dengan anime, Kamasutra, serta kunci duplikat?
Jadi begini sobat. Jangan kira anime itu polos bak kartunan Bobo. Ia penuh lika-liku tentang hal-hal yang mungkin bisa bikin kamu halu.
Baca juga: Anime Porno, Fenomena Lolicon, dan Kewarasan Nijikon
Secara kesimpulan, kita harus mengetahui bahwa cara pandang Orang Jepang terhadap norma seksual itu berbeda dengan Indonesia.