Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Cerpen Kisah Nyata: "Mari" Tidak Bisa Lagi Menangis

Diperbarui: 14 Agustus 2021   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen dari Kisah Nyata: "Mari" Tidak Bisa Lagi Menangis. (indiatvnews.com)

Cerpen ini berdasarkan kisah nyata kasus pembunuhan berantai tersadis di Jepang, oleh seorang lelaki pencinta anime.

**

Umur Mari belum segenap jumlah jari di tangan kiri. Tapi, ia sudah tahu lebih banyak dari para orangtua yang taktahu diri.

Bahkan ketika sang manusia tikus menulis surat kepada ibunya, Mari tak lagi bisa menangis. Nama depannya ditulis di awal. Mengikuti kata; "Tulang, Kremasi, Investigasi, Bukti!"

Mari belum sempat belajar membaca. Selain namanya sendiri, Ia tidak mengenal kata tulang, investigasi, dan bukti. Itu urusan orang dewasa.

Kecuali kremasi. Mari hanya bisa mengira jika kata ini berhubungan dengan api neraka yang panas menjilat tubuh. Sudah pernah ia rasakan. Untuk sesaat. Sangat cepat.  

Tapi, Mari tidak menangis.

Bahkan ketika manusia tikus menyeringai dengan giginya yang tajam, Mari tak lari ketakutan. Ia tabah. Kisah tragis telah ia lalui dengan begitu cepatnya. Gigi tajam hanyalah dongeng di malam hari.

Hanya 2 menit. Mari tahu bagaimana pentingnya udara. Sesuatu yang tidak pernah diajarkan oleh ibunya. Kendati ia tahu jika ibunya sering memanggilnya dengan, "napas hidupku."

Namun, itu tidak lagi penting. Udara hanyalah kain penutup mata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline