Larry Nazar bikin heboh. Menjelang olimpiade seluruh mata tertuju padanya. Ia adalah dokter resmi tim senam olimpiade AS.
Selama 30 tahun berkarir, ia telah melecehkan lebih dari 250 atlit wanita. Dari ucapan tak senonoh hingga pemerkosaan.
Ia pun dituntut 172 tahun. Lebih panjang dari usia manusia tertua di dunia. Menyesal kemudian tidak ada gunanya.
Pelecehan di bidang medis seringkali kita dengar. Tentunya pantas dikutuk.
Tersebab kewenangan yang besar telah disalahgunakan. Mengelabui dan memanfaatkan kondisi ketidakberdayaan pasien.
Menurut Cherrie A Galetly dalam Medical Journal of Australia tahun 2004, sekitar 7,6 persen dokter mengaku pernah melakukan hubungan seksual dengan pasien. Baik selama atau setelah sesi terapi.
Tentunya, hal ini tidak bisa digenarlisasi begitu saja. Tidak semua dokter itu bejat. Lagipula, jika kisah asmara terjadi di luar hubungan professional, tentu biasa saja.
Tapi, angka tersebut muncul berdasarkan survei. Menandakan bahwa kewaspadaan harus ditingkatkan. Baik sebagai pasien ataupun tenaga medis.
Pelecehan pun tak terbatas cros gender. Artinya juga terjadi pada sesama lelaki dan juga wanita. Hal ini diungkap oleh penelitian Nadelson dan Notman pada 2002.
Dampaknya tentu berbahaya. Dalam jangka pendek, korban bisa mengalami perilaku stres hingga aksi bunuh diri. Ini belum termasuk hilangnya kepercayaan kepada tenaga medis yang membuat seseorang lebih rentan kesehatannya.