Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Neurosifilis, Bagaimana "Raja Singa" Membunuh Otak Al Capone

Diperbarui: 3 Agustus 2021   04:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

vanityfair.com

Siapa yang tidak mengenal Al Capone. Gangster Amerika legendaris yang berjaya di era 1920an.

Karirnya termasuk cepat. Usia 20an sudah menjadi sosok yang ditakuti. Namun, pada usia yang juga masih tergolong muda, karirnya juga sudah terhenti.

Pada usia 33 tahun, ia harus mendekam di Alcatraz, penjara dengan level keamanan maksimum.

Namun, banyak yang mengira jika Al Capone meninggal di sana. Nyatanya tidak. Capone dibebaskan secara bersyarat 8 tahun kemudian.

Masa tuanya ia habiskan di rumah mewahnya di Palm Island, Miami. Ternyata, di sanalah masa kelam Al Capone yang sebenarnya.

Al Capone menderita banyak penyakit. Demensia dan juga gangguan mental. Selama 6,5 tahun sebelum ia meninggal, Capone harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit mental Baltimore.

Tidak ada lagi Capone yang ditakuti, kekejamannya telah meluntur, ia bahkan kadang lupa siapa dirinya.

Semuanya itu ditenggarai akibat penyakit gonorea dan neurosifilis. Sifilis alias Raja Singa adalah penyakit kelamin yang menular. Tapi, dalam kasus Capone, sifilis menyerang pusat syarafnya secara khusus. 

Penyakit ini merusak otak Capone. Saat ia meninggal kondisi mentalnya setara dengan anak berusia 12 tahun. Menyusut!

Sifilis adalah penyakit kuno yang menghantui manusia sejak berabad-abad lalu. Catatan sejarah yang pertama mengenai Sifilis ini muncul ketika menjadi wabah di Napoli, Itali pada tahun 1494//1495.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline