Kompasiana sedang rusuh, Engkong EfTe lagi riuh. Jadilah semua orang lusuh, Engkong EfTe sedang misuh-misuh.
Dua orang Kompasianer pun jadi sasaran. Daeng yang Engkong samarkan dengan nama Khrispa dan Rugun. Tak perlu disembunyi lagi, mereka bernama asli; Daeng Khrisna Pabichara dan Daeng Rudy Gunawan.
Masalahnya sepele. Melakoni bir di kota Anging Mammiri dan tanpa mengenakan masker.
Duo daeng ini sudah terbiasa dengan Engkong. Di zaman bapakmu dulu, saat engkong bener marah-marah, cucu hanya bisa diam sambil terbahak-bahak.
Tapi, jangan lakukan itu kepada Engkong EfTe, karena kepala beliau masih mengepul akibat aksi plagiat yang lolos dari pantauan admin K.
Tidak mendapat tanggapan dari Mimin yang (mungkin) lagi bercumbu dengan Oji (bukan nama samaran). Engkong menyebar amarah.
Duo Kners kota Makassar ini sadar, amarah Engkong sama sekali tidak beralasan. Bagaimana mungkin bisa minum bir sambil pakai masker. Basah la'an!
Tapi, Engkong tidak perlulah dibantah. Meski ia mengatakan aksi duo daeng itu membuat iri teman se-kampung jempol. Disebutkan tanpa berbagi (bir). Difoto pula! Itu jelas dosa besar. (baca: dunggu).
Cairan berwarna coklat muda itu ia sebut sewarna urin kuda. Tersinggung? Sama sekali tidak. Tersebab Daeng Khrisna yang asli jeneponto, sudah terbiasa menjadikan kuda sebagai coto. Daeng Rudy apalagi. Memakan coto kuda adalah salah satu impiannya.
Duo Kners ini juga sadar, Engkong kalau marah, bahaya. Gigi palsunya bisa terbang. Kendati dituduh pembohong, mereka tetap diam sambil terpingkal-pingkal.
Engkong bilang, ia tak makan tipuan. Cairan urin kuda itu bukan bir, tapi isinya adalah Ef Te Tawar (tidak manis).