Ukuran Cantik / Tampan sering menjadi perdebatan. Kendati sudah banyak hasil surveinya, tetap saja istri mengatakan diriku lebih ganteng dari Kang Dong Won. Akupun dengan terpaksa menyatakan dirinya lebih cantik dari Raisa Andriana.
Tersebab cantik adalah masalah selera. Toh, ada juga istilah "inner Beauty," di mana sikap adalah salah satu faktor penentu apakah seseorang menarik atau tidak.
Nah, daripada repot-repot berargumen, marilah kita mengenai teori Rasio Emas.
Teori ini diyakini sebagai rasio matematis yang paling banyak ditemukan di alam. Rasio ini didapatkan dari pembagian Deret Fibonacci yang terkenal;
1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,144, dan seterusnya.
Jika sebuah angka pada Deret Fibonacci dibagi dengan angka sebelumnya, maka ia akan menghasilkan angka 1.618. Contoh:
144:89 =1.618. 89:55 =1.618. 55:34 =1.618, dan seterusnya.
Untuk lebih jelasnya, sila klik artikel ini di Kompasiana; Rasio Emas pada Tubuh Manusia, Apakah Panjang si Otong sama dengan Panjang Jari?
Nah, menurut sains teori ini juga bisa digunakan untuk mengukur kemenarikan wajah manusia. Intinya, wajah yang ideal adalah jika ada unsur Rasio Emas di dalamnya.
Teori ini sudah cukup banyak digunakan oleh para dokter kecantikan. Salah satunya adalah dr. De Silva, ahli kecantikan dari London, Inggris.
De Silva menggunakan 12 tanda kunci pada wajah manusia. Kemudian tanda-tanda ini diukur dengan menggunakan proporsi 1,618. Dari sana muncullah angka-angka rasio persentase. Yang paling tinggi itulah yang paling menarik.