Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Patung Pahlawan Hendra Rahardja di Universitas Ternama China

Diperbarui: 3 Juni 2021   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patung Pahlawan Hendra Rahardja di Universitas Favorit China (tirto.id)

Eddy Tansil tidak bodoh. Ia sadar betul pelariannya berkonsekuensi besar. Tidak akan pernah bisa menyentuh tanah kelahirannya lagi.

Tapi, ia benar tidak bodoh. China akan menjadi tempat tinggal barunya. Bahkan mungkin ia akan mati di sana.

Pelarian diri telah ia rencanakan matang. Ia bisa menjadi buronan koruptor di Indonesia. Tapi, tidak di China.

Di Fuqing, provinsi Fujian (Hokkian), ia disambut bak pahlawan. Seorang perantauan yang patriotik segaligus dermawan. Kampung halamannya tak pernah dilupakan.

Baca juga: Kiprah Eddy Tansil, Kisruh di Indonesia, Rusuh di China

Ditambah lagi, hubungan diplomatik Indonesia China masih kabur saat itu. Hingar bingar keluarga Tansil di Indonesia, tak akan terdengar hingga ke China.

Sebagai diaspora yang peduli dengan tanah leluhur asli, keluarga Tansil tidak mengalami kesulitan koneksi.

Bertemu dengan orang berkuasa sudah bukan rahasia. Perdana Menteri, Sekjen Partai Komunis, sudah biasa. Apalagi hanya sekelas Wali Kota atau Gubernur saja.

Salah satu panel di museum Diaspora Fuqing terpampang kisah sejarah keluarga Tansil. Entah apa isinya. Entah apakah ada cerita tentang aksi culasnya di Indonesia.

Keberuntungan ini tidak datang dengan tiba-tiba. Eddy harus berterima kasih kepada ayahnya. 

Harry Tansil telah membangun citra dirinya sejak pertengahan tahun 80an.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline