Kapolri Hoegeng Iman Santoso diberhentikan dari jabatannya pada tahun 1971. Konon kasus penyelendupan mobil mewah, pemerkosaan Sum Kuning, dan penembakan Rene Louis Conrad, yang jadi pemicu-pemicunya.
Baca juga: Misteri Pemerkosaan Sum Kuning, Titah Presiden hingga Dicopotnya Kapolri
Belum selesai menuntaskan kasus-kasus pelik tersebut, Hoegeng diganti dengan alasan peremajaan. Namun, Kapolri baru, Mohammad Hasan, justru lebih tua dari dirinya.
Beredar rumor jika kasus yang sedang ditangani oleh Hoegeng terlampau banyak melibatkan penggede negeri. Khususnya kasus Robby Tjahjadi yang melibatkan sejumlah pejabat militer. Demi alasan "keamanan," pemerintah pun "menyingkirkan" Hoegeng.
Baca juga: Robby Tjahjadi, Penyelundup Mobil Mewah yang Melengserkan Kapolri Hoegeng
Salah satunya adalah melalui tawaran menjadi duta besar. Tapi, Hoegeng menolaknya. Ia lebih senang berkarya sebagai seniman. Menjadi penyanyi Hawaiian.
The Singing General, demikian yang tersemat padanya. Ia mengharapkan menikmati masa pensiunnya dengan damai. Mengisi acara di radio Elshinta dan kerap masuk TVRI.
Sebagai mantan Kapolri, rakyat Indonesia terhibur. Dari pengayom masyarakat, Hoegeng menjadi penghibur masyarakat.
Hingga suatu waktu, Hoegeng pergi naik bajaj menghadiri pertemuan dengan beberapa tokoh nasional. Petisi 50 pun ia tandatangani sebagai bentuk keprihatinan atas kepemimpinan Soeharto.
Petisi 50 adalah salah satu bagian dari sejarah di orde baru. Tokoh yang menandatanganinya terdiri dari para pejuang kemerdekaan. Isinya ingin meluruskan Pancasila yang dianggap telah disalahtafsirkan oleh Soeharto.
Adapun pengakuan Soeharto lewat bukunya, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya, ia memberikan pernyataan mengenai petisi 50;