Musim dingin tahun 1975, sekelompok arkeolog China melakukan eksplorasi pada area yang diyakini sebagai kota kuno Anyang.
Pada awalnya, tujuan para arkeolog hanya untuk memastikan tidak ada bangunan bersejarah di sekitar sana, karena tanah tersebut akan dijadikan sebagai lahan pertanian.
Tapi, apa yang seharusnya menjadi sebuah tugas mudah, ternyata berubah menjadi sebuah ekspedisi besar yang sangat bersejarah. Sebuah makam ditemukan. Berasal dari zaman Dinasti Zhang pada abad ke-13 SM.
Makam tersebut ditenggarai milik Fu Hao, seorang istri raja dan juga Jenderal perang wanita terbesar sepanjang sejarah China.
Di makam tersebut ditemukan 16 kelompok tulang manusia, beberapa buah tulang anjing. Kemungkinan besar merupakan budak yang ikut dikubur.
Banyak perhiasan dan uang, termasuk 2000 batu giok, perunggu, dan gading berukiran indah. Juga beratus jenis senjata termasuk kapal perang yang terbuat dari perunggu.
Jelas kuburan tersebut bukanlah milik rakyat jelata. Tepatnya adalah seorang jenderal hebat di masanya. Namanya adalah Fu Hao.
Perjalanannya menjadi seorang jenderal tidaklah mudah. Terkait kodratnya sebagai wanita, ia tetap adalah seorang istri dan ibu yang baik.
Namun, ia bukanlah istri biasa. Fu Hao adalah salah satu dari 64 isti Raja Wu Ding dari Dinasti Zhang yang berkuasa. Sejarahnya sebagai istri raja tidak terlepas dari kebiasaan raja-raja Tiongkok kuno.
Mempererat hubungan antar kerajaan atau dengan suku-suku di bawah daerah kekuasaan kekaisaran. Namun, Fu Hao bukan sekedar istri. Ia adalah salah satu dari 3 istri yang mendapatkan gelar sebagai permaisuri.
Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai latar belakang Fu Hao sebelum ia dipinang oleh Raja Wu Ding. Tapi, satu yang pasti. Fu Hao adalah petarung.