Jepang memang unik. Terkenal sebagai negara vulgar, tapi masyarakatnya sebenarnya malu-malu kucing.
Memproduksi banyak film porno, tapi kenyataannya jijik dengan seks. Maunya seks bebas, tapi berciuman di depan umum dianggap tidak beradab.
Baca juga: Jepang Negara Vulgar, Tetapi Banyak yang Jijik dengan Seks
Mengenal Nampa
Di zaman dulu, dua insan yang tak saling kenal menyapa satu sama lain hanya berlaku di daerah lokalisasi saja. Tujuannya apalagi jika bukan untuk cinta semalam.
Tapi, di zaman sekarang lokalisasi hanya bagi mereka yang sudah dianggap uzur. Para milenial lebih menyukai gaya "flirting" ala Hollywood. Suit-suit, cinta semalam hinggaplah sudah.
Saking getolnya para pemuda yang ingin menjadi Don Juan, aktivitas suit-suitan ini pun memiliki istilahnya sendiri. Yaitu, Nampa (atau Nanpa).
Nampa ini hanyalah istilah untuk lelaki ke wanita. Sebaliknya, jika sang wanita yang menggoda pria, maka namanya Gyakunan atau Gyakunampa (kebalikan dari nampa).
Sekolah Nampa
Bagi mereka yang masih malu-malu kucing, tidak perlu terlalu khwatir. Nampa ada sekolahnya. Tapi, jangan berpikiran jorok dulu. Ini bukanlah sekolah seks layaknya di film-film porno.
Sekolah Nampa pun sebenarnya hanyalah istilah. Bukan sekolah sungguhan. Hanya para murid mencari master Nampa yang jago dan berguru darinya. Bagaikan pendekar silat yang mencari suhu hingga ke ujung langit.
Tapi, tidak perlu sampai ke puncak gunung tertinggi. Guru-guru Nampa tersebar di seantero kota metropolitan Jepang, macam Tokyo atau Osaka.
Para guru biasanya mudah ditemukan melalui medsos atau dari mulut ke mulut dari murid-murid yang telah lulus.